Langsung ke konten utama

035 [RESONANSI RAMADHAN]

 


Sekuat apapun getaran yang dibawa Ramadhan, namun tanpa ada medium perantara dan frekuensi yang sama dengan penerimanya, jangan berharap resonansinya akan mewarnai bulan-bulan pasca Ramadhan kita. (Buku Energi Ramadhan, Resonansi Hati di Bulan Suci, Halaman 96)

 

Tak kurang sebulan lagi, jika Allah swt memperkenankan usia, kita akan berjumpa kembali dengan Ramadhan. Siang ini saya mengunjungi Perpustakaan Daerah (Pusda) Kota Bima. Di barisan buku yang tertata rapih di rak terselip buku “Energi Ramadhan, Resonansi Hati di Bulan Suci”. Mengingatkan kembali dua bulan sebelum Ramadhan tahun 2020 saya menyelesaikan penulisan buku tersebut. Itu pula Ramadhan pertama saat wabah corona, covid-19 melanda dunia.

 

Saat itu getaran Ramadhan sebelumnya dan sinyal Ramadhan yang akan tiba sangat terasa dalam proses penulisan. Minimal Ramadhan diingat dan disiapkan agar buku itu terbit sebelum bulan suci. Walaupun pergerakan manusia mulai dibatasi dengan aturan pencegahan penularan covid-19.

 

Menyiapkan diri sebelum Ramadhan menjadi sebuah prakondisi agar saat masuki bulan Ramadhan, kita tidak keteteran. Dan berujung sama saja dengan Ramadhan yang telah berlalu, hanya seremonial. Semoga kita menjadi hamba yang berharap ada sesuatu lebih dalam setiap Ramadhan, baik kuantitas maupun kualitas amal yang terasa hingga dalam sukma.

 

Dari Aisyah Ra, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dalam satu bulan lebih banyak daripada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

Seorang Rasulullah saw saja menciptakan prakondisi Ramadhan dengan begitu spesialnya. Ibarat tubuh atau mesin diperlukan pemanasan, agar saat tiba waktu bergerak tidak kaget, jika berburu kemuliaan Ramadhan perlu gas full.

 

Belum terlambat untuk mengembalikan resonansi Ramadhan dalam diri kita sejak sekarang.

Rumah Merpati 22, 4 Februari 2025. 14:59

#MariBerbagiMakna #Buku #BukuPenadanKita #reHATIwan #reHATIwanInspiring #28HariCinta #28HC2504 #InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi #MemungutKataKata@rehatiwan @inspirasiwajahnegeri @rehatiwaninspiring

www.rehatiwan.blogspot.com

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

07 [EMAS ACEH UNTUK INDONESIA] Gerimis Desember

  Pada 16 Juni 1948, Presiden Soekarno berpidato di Kutaraja (sekarang Banda Aceh), salah satu isinya meminta rakyat Aceh menyumbang untuk Republik yang masih rentan karena kekosongan kas negara. Kemudian para Teungku dan tokoh Aceh ikut turun tangan, diantaranya Teungku Muhammad Daud Beureueh dengan pengaruhnya dan Teungku Nyak Sandang yang saat itu masih berusia 23 tahun, berinisiatif menjual emas dan tanah miliknya. Kemudian diikuti oleh para saudagar kaya Aceh hingga rakyat kecil pun banyak berkontribusi menyumbang emas yang disimpannya secara sukarela.   Pada akhir kunjungannya 20 Juni 1948 dari rakyat Aceh terkumpul 20 kilogram emas dan setidaknya tidak kurang 120 ribu dolar Singapura untuk membeli sebuah pesawat Dakota pertama milik republik yang diberi nama RI-001 Seulawah. (Buku “Pemuda Inspirasi Wajah Negeri” halaman 22-23). Banjir dan longsor yang menimpa Aceh, Sumatera Barat dan Sumatera Utara akhir bulan November lalu memakan korban lebih dari 900 jiwa meninggal ...

13 [SAKIT DAN MINDSET] Gerimis Desember

  Akhirnya harus konsultasi ke dokter setelah tiga hari mencoba survive dengan batuk dan radang tenggorokan. Biasa akhir-akhir ini penyakit musim cuaca tak menentu banyak mencari tempat di masyarakat, macam batuk, flu, radang, demam dan sekawanan nya. Dan saya beruntung beberapa dokter tempat meminta "racikan" penyembuh selalu memberi ruang bertanya dan dapat pencerahan lebih banyak dari waktunya memeriksa di atas ranjang pemeriksaan. Saya sampaikan, coba-coba saya lihat di dunia maya tentang sakit yang diderita. Terkait penyebab, gejala, efek samping dan pengobatannya. Si dokter memberi saran agar tidak sepenuhnya mengikuti hal itu. Sebab tanpa didasari pemeriksaan terhadap pasien yang membaca, tiap pasien tidak sama persis gejalanya. Apalagi kemudian video-video di media sosial itu mempengaruhi mindset dan alam bawah sadar hingga menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan berlebihan pada sakit yang di derita. Ujungnya kepikiran dan membuat tubuh lebih cepat drop. Kami tutup ...

12 [BUKU KARYA KOMUNITAS] Gerimis Desember

  Buku karya para pegiat menulis tentu sudah biasa. Buku karya komunitas literasi, itu harus karena merupakan pembuktian. Buku tulisan komunitas menulis, tidak aneh. Yang malahan aneh jika komunitas menulis tidak memproduksi tulisan dan melahirkan buku karya. Bulan lalu alhamdulillah bersua dengan buku "Bukan Kisah Biasa, Perjalanan Cinta Para Pejuang Al-Qur'an" dan berjumpa salah seorang penulisnya Mbak Rahayu Praya Ningsih . Bukunya masih hangat, terbit bulan November lalu. Berisi 25 tulisan dari 14 penulis pegiat Al-Qur'an pada Graha Alquraniyah Mataram. Isinya terkait kisah-kisah inspiratif dan berenergi yang tercecer dari aktivitas mereka pada zona pengabdiannya tersebut. Walau saya dulu pernah membaca cemoohan seorang akademisi, "Nulis buku kok banyak sekali penulisnya?". Saya dalam hati bertanya balik, "Emang ada larangannya dan haram?". Mungkin si akademisi lupa ini buku, bukan jurnal yang punya batasan jumlah penulis. Selalu angkat to...