Langsung ke konten utama

[PM ANWAR IBRAHIM MALAYSIA KOMENTARI "ES TEH" VIRAL]

Perihal candaan ala penceramah ringan lidah itu tak hanya viral di tanah Jawa sesuai bahasa ucapnya, tapi menggusari hati jutaan penghuni nusantara. Bahkan sampai ke negeri jiran. 

Tutur yang dianggap sesuai dengan bahasa rakyat bawah nan di banggakan sebagai obyek dakwahnya itu telah go international. Hingga seorang Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, pengangkat cerita tak bernilai teladan itu dalam majelis pertemuan sebagai contoh keangkuhan dan kesombongan semisal penghinaan itu tak hanya dikalangan orang tak paham agama, tapi mengidap pada seorang berilmu hingga oknum ahli agama. 

Apakah keviralan macam ini yang diniatkan si oknum agar tak berjarak dengan generasi Z dan berbonus ketenaran juga cuan algoritma media sosial? Ah, memperpanjang trending noda dan malu yang dilempar pada wajah bangsa ini bukan untuk membesar-besarkan peristiwa kecil. Namun beginilah cara Allah swt menegur orang yang menganggap diri "besar" cukup dengan jalan penjaja es teh yang bisa jadi level sosialnya jauh di bawah oknum gus itu. Kemudian teguran itu turun dari presiden yang mengangkatnya menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Sarana Ibadah itu. 

Semoga tamparan ini membuat oknum pendakwah berikut semua karib di atas panggung yang terpingkal terbahak, sadar hati dan bertaubat. Norak laku kalian itu mencoreng adab ketimuran bangsa yang besar ini di mata negeri lain yang sedang fokus menjadi program pengokohan peran negeri ini dikancah dunia oleh Presiden Prabowo. Jika hal itu terjadi pada saya, malu diri tak terkira dan sebagai patriot lebih bernilai mundur dibandingkan dipecat karena tak tau diri. 

Ini hanya pendapat pribadi saya dengan pemahaman agama jauh dibawah oknum Gus itu. Apalagi status sosial dan jabatan saya, cuma rakyat biasa yang tak digaji negara dari pajak rakyat seperti oknum Staf Khusus Presiden tersebut. 

Semoga Jum'at berkah ini, Allah SWT lembutkan hati kita dengan kepekaan, empati dan kasihsayang-Nya. 

Rumah Merpati 22, 06 Desember 2024

#Rehatiwan #RehatiwanInspiring #GusMiftah #Esteh #IWANwahyudi #InspirasiWajahNegeri #fyp 
www.rehatiwan.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

04 [SULTAN ABDUL KHAIR SIRAJUDDIN LAHIR]

Sultan Abdul Khair Sirajuddin dikenal juga dengan nama La Mbila, orang Makassar menyebutnya " I Ambela ". Beliau dinobatkan menjadi Sultan ke II pada tahun 1050 H (1640 M).  Sultan wafat pada tanggal 17 Rajab 1098 H dan dimakamkan di Pemakaman Tolo Bali Bima. Pada masanya Upacara U'a Pua menjadi salah satu Upacara Besar Resmi Kesultanan Bima sejak tahun 1070 H. 

01 [MASJID AGUNG NURUL HUDA SUMBAWA]

Salah satu Masjid yang menjadi pusat keIslaman di Sumbawa Nusa Tenggara Barat adalah Masjid Agung Nurul Huda dipusat Kota Sumbawa. Bagi saya pribadi, pertama kali ke sini saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2004 silam. Kemudian kembali bersua saat bulan Mei 2017, selanjutnya Agustus 2017 saya lebih intens dan sering ke Masjid ini dan sempat mengukuti berbagai kegiatan keIslaman yang disajikan. Masjid Agung Nurul Huda Sumbawa ini sangat memiliki peran strategis dalam penyebaran Islam diSumbawa. Menelisik sejarah dari berbagai sumber terungkap fakta bahwa masjid yang bersebelahan dengan Istana Kesultanan Sumbawa, Istana Tua “Dalam Loka” merupakan  Masjid Kesultanan Sumbawa. Masjid ini berdiri sejak tahun 1648 silam dan telah mengalami beberapa kali pemugaran.  Pada masa Sultan Dewa Mas Pamayam yang juga disebut Mas Cini (1648-1668) Telah ada masjid dilingkungan istana walau masih relatif sederhana bagunannya. Pada tahun 1931 masjid mengalami rehab kecil. Pada masa bu...

130 [MENULIS TIADA HABISNYA]

"Benar-benar membaca dan membaca benar-benar." Kalimat itu menjadi salah satu kata-kata hari ini yang disampaikan oleh Ibu Drs. Dwi Pratiwi, M. Pd, Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB ketika menerima silaturahim kami Forum Lingkar Pena (FLP) Provinsi NTB pagi ini.  Sosok yang baru saja menjabat 1 Maret 2025 itu menceritakan program pendampingan komunitas hingga lokus pustakawan sekolah, tingkat pemahaman literasi NTB masih rendah,  literasi naskah-naskah kuno hingga program literasi di kawasan desa wisata.  Saya dalam kesempatan berharga itu menyampaikan kegelisahan dan beberapa masukan.  1. Menumbuhkan literasi di mulai dari sekolah. Hal ini seiring dengan rendahnya literasi sekolah sehingga perlu perhatian juga kebijakan kongkrit dari semua institusi pemerintah yang terkait.  2. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dengan komunitas literasi baik komunitas yang terdata (memiliki legal formal berakta pendirian) hingga komunitas...