Langsung ke konten utama

[KACA DAN LENSA]


Kita semua sekarang berada pada titik ini. Titik yang sebenarnya akan selalu disebut sekarang setiap waktu berpijak. Ruang antara kemarin dan esok. Kemarin tak mungkin menjadi sekarang atau esok, begitu pula hari ini mustahil berjalan ke besok. Esok lah yang masih punya tiga episode, untuk kemudian menjadi sekarang dan kemarin. 

Saat sekarang kita selalu punya dan harus disadari, dua benda. Kaca dan lensa. Keduanya pipih, jernih dan mudah pecah. Sesiapa yang peka merasakan adanya. Mereka yang jernih bisa melihatnya. 

Kita selalu saja butuh alat bantu untuk dapat melihat lebih luas. Bahkan untuk melihat wajah sendiri tak ada yang bisa cuma dengan matanya sendiri yang senantiasa membersamai si wajah. 

Kaca atau cermin untuk melihat rupa tempat kita berhadapan dengannya dan semua di belakang kita. Artinya mengevaluasi kondisi hari ini dan yang telah berlalu. Paling penting terkait catatan : kegagalan, kelalaian, kekecewaan dan serakan noda yang pernah tertoreh. Supaya tidak terjadi kembali. Dan berulang-ulang lagi. Tutup itu, agar tak menjadi beban. 

Lensa dibutuhkan untuk melihat ke depan, bahkan jauh ke sana seperti teropong. Hidup ini bukan untuk kemarin dan hari ini. Ada lapisan-lapisan harapan yang harus disiapkan tumpukan-tumpukan bekalnya. Ada daftar impian dan kebaikan yang ingin diraih dan dilakoni. 

Karena sejatinya, sebaik-baik kita adalah yang tak rugi akibat sama saja kemarin dan hari ini. Visi kita menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Jangan sampai terjerumus dalam golongan celaka yang kian waktu selalu lebih buruk. 

"Ya Allah sebagaimana Engkau telah membangunkan penciptaanku, maka baguskanlah akhlakku." Begitu potongan do'a saat kita berkaca, bercermin setiap harinya. 

Semoga lembaran esok, kita bisa melakukan kebaikan yang terbaik. 

Rumah Merpati 22, 31 Desember 2024
#reHATIwanInspiring #rehatiwan #MariBerbagiMakna #IWANwahyudi #InspirasiWajahNegeri #gerimis30hari🌧️ #gerimis_des24_31 @ellunarpublish_ @gerimis30hari 
www.rehatiwan.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

04 [SULTAN ABDUL KHAIR SIRAJUDDIN LAHIR]

Sultan Abdul Khair Sirajuddin dikenal juga dengan nama La Mbila, orang Makassar menyebutnya " I Ambela ". Beliau dinobatkan menjadi Sultan ke II pada tahun 1050 H (1640 M).  Sultan wafat pada tanggal 17 Rajab 1098 H dan dimakamkan di Pemakaman Tolo Bali Bima. Pada masanya Upacara U'a Pua menjadi salah satu Upacara Besar Resmi Kesultanan Bima sejak tahun 1070 H. 

01 [MASJID AGUNG NURUL HUDA SUMBAWA]

Salah satu Masjid yang menjadi pusat keIslaman di Sumbawa Nusa Tenggara Barat adalah Masjid Agung Nurul Huda dipusat Kota Sumbawa. Bagi saya pribadi, pertama kali ke sini saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2004 silam. Kemudian kembali bersua saat bulan Mei 2017, selanjutnya Agustus 2017 saya lebih intens dan sering ke Masjid ini dan sempat mengukuti berbagai kegiatan keIslaman yang disajikan. Masjid Agung Nurul Huda Sumbawa ini sangat memiliki peran strategis dalam penyebaran Islam diSumbawa. Menelisik sejarah dari berbagai sumber terungkap fakta bahwa masjid yang bersebelahan dengan Istana Kesultanan Sumbawa, Istana Tua “Dalam Loka” merupakan  Masjid Kesultanan Sumbawa. Masjid ini berdiri sejak tahun 1648 silam dan telah mengalami beberapa kali pemugaran.  Pada masa Sultan Dewa Mas Pamayam yang juga disebut Mas Cini (1648-1668) Telah ada masjid dilingkungan istana walau masih relatif sederhana bagunannya. Pada tahun 1931 masjid mengalami rehab kecil. Pada masa bu...

130 [MENULIS TIADA HABISNYA]

"Benar-benar membaca dan membaca benar-benar." Kalimat itu menjadi salah satu kata-kata hari ini yang disampaikan oleh Ibu Drs. Dwi Pratiwi, M. Pd, Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB ketika menerima silaturahim kami Forum Lingkar Pena (FLP) Provinsi NTB pagi ini.  Sosok yang baru saja menjabat 1 Maret 2025 itu menceritakan program pendampingan komunitas hingga lokus pustakawan sekolah, tingkat pemahaman literasi NTB masih rendah,  literasi naskah-naskah kuno hingga program literasi di kawasan desa wisata.  Saya dalam kesempatan berharga itu menyampaikan kegelisahan dan beberapa masukan.  1. Menumbuhkan literasi di mulai dari sekolah. Hal ini seiring dengan rendahnya literasi sekolah sehingga perlu perhatian juga kebijakan kongkrit dari semua institusi pemerintah yang terkait.  2. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dengan komunitas literasi baik komunitas yang terdata (memiliki legal formal berakta pendirian) hingga komunitas...