Langsung ke konten utama

[JERITAN DARI GUNUNG]


Hasil analisis Auriga Nusantara  (Yayasan/organisasi non pemerintah yang bergerak dalam pelestarian sumberdaya alam)  menunjukkan deforestasi Indonesia tahun 2023 mencapai 257.384 hektar. Ironisnya, deforestasi itu dominan terjadi dalam kawasan hutan negara. Deforestasi adalah perubahan secara permanen areal hutan menjadi tidak berhutan yang disebabkan oleh kegiatan manusia. Bahasa jadul dan mudahnya penggundulan hutan dan gunung kian membabi buta dan brutal oleh manusia. 

Air mengalir dari dataran tinggi ke daerah rendah kemudian menyatu ke lautan. Banjir di daerah rendah, kiriman air hujan dari daerah atas. Jakarta banjir contohnya, jelas sumbernya kiriman dari puncak Bogor dan sekitarnya. 

Hutan dan gunung semakin brutal digunduli, dibabat habis hingga botak. Tak ada yang mampu seradikal itu melakukan dengan keserakahan selain manusia. Bukan babi hutan, monyet, anjing liar dan binatang lainnya. 

Jeritan gunung dan hutan di musim kemarau tak kalah. Mata air kian berkurang, ketersediaannya tak sampai musim hujan berikutnya.. Akar-akar pohon yang menyimpan air sudah berkurang dan hilang. Ini juga bukan ulah setan dan jin seperti film laga lawas Indonesia. Pasti manusia serakah perut buncit. Dan harus dibayar oleh air mata juga.

Gunung hutan menjerit tak kau dengar. Saat banjir dan kemarau kau menjerit. "Sana tanam dan rawat pohon di gunung dan hutan, gembok! ". (Sengaja ditulis nyerempet biar tidak kena sensor meta). 

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar Rum:41)

Rumah Merpati 22, 16 Desember 2024

#Gerimis30Hari #Gerimis_Des24_16 #reHATIwan #reHATIwanInspiring @gerimis30hari @ellunuarpublish_ @rehatiwaninspiring @rehatiwan 

www.rehatiwan.blogspot.com



Komentar

Postingan populer dari blog ini

04 [SULTAN ABDUL KHAIR SIRAJUDDIN LAHIR]

Sultan Abdul Khair Sirajuddin dikenal juga dengan nama La Mbila, orang Makassar menyebutnya " I Ambela ". Beliau dinobatkan menjadi Sultan ke II pada tahun 1050 H (1640 M).  Sultan wafat pada tanggal 17 Rajab 1098 H dan dimakamkan di Pemakaman Tolo Bali Bima. Pada masanya Upacara U'a Pua menjadi salah satu Upacara Besar Resmi Kesultanan Bima sejak tahun 1070 H. 

01 [MASJID AGUNG NURUL HUDA SUMBAWA]

Salah satu Masjid yang menjadi pusat keIslaman di Sumbawa Nusa Tenggara Barat adalah Masjid Agung Nurul Huda dipusat Kota Sumbawa. Bagi saya pribadi, pertama kali ke sini saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2004 silam. Kemudian kembali bersua saat bulan Mei 2017, selanjutnya Agustus 2017 saya lebih intens dan sering ke Masjid ini dan sempat mengukuti berbagai kegiatan keIslaman yang disajikan. Masjid Agung Nurul Huda Sumbawa ini sangat memiliki peran strategis dalam penyebaran Islam diSumbawa. Menelisik sejarah dari berbagai sumber terungkap fakta bahwa masjid yang bersebelahan dengan Istana Kesultanan Sumbawa, Istana Tua “Dalam Loka” merupakan  Masjid Kesultanan Sumbawa. Masjid ini berdiri sejak tahun 1648 silam dan telah mengalami beberapa kali pemugaran.  Pada masa Sultan Dewa Mas Pamayam yang juga disebut Mas Cini (1648-1668) Telah ada masjid dilingkungan istana walau masih relatif sederhana bagunannya. Pada tahun 1931 masjid mengalami rehab kecil. Pada masa bu...

130 [MENULIS TIADA HABISNYA]

"Benar-benar membaca dan membaca benar-benar." Kalimat itu menjadi salah satu kata-kata hari ini yang disampaikan oleh Ibu Drs. Dwi Pratiwi, M. Pd, Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB ketika menerima silaturahim kami Forum Lingkar Pena (FLP) Provinsi NTB pagi ini.  Sosok yang baru saja menjabat 1 Maret 2025 itu menceritakan program pendampingan komunitas hingga lokus pustakawan sekolah, tingkat pemahaman literasi NTB masih rendah,  literasi naskah-naskah kuno hingga program literasi di kawasan desa wisata.  Saya dalam kesempatan berharga itu menyampaikan kegelisahan dan beberapa masukan.  1. Menumbuhkan literasi di mulai dari sekolah. Hal ini seiring dengan rendahnya literasi sekolah sehingga perlu perhatian juga kebijakan kongkrit dari semua institusi pemerintah yang terkait.  2. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dengan komunitas literasi baik komunitas yang terdata (memiliki legal formal berakta pendirian) hingga komunitas...