Saat saya sekolah mungkin salah
satu peristiwa yang membuat jantung dag dig dug adalah ketika akhir Cawu (dulu
masa dimana penilaian setiap empat bulanan) atau semester (penilaian setiap
enam bulanan) dan akhir tahun ajaran (penentuan kenaikan kelas).
Ini bagi pelajar yang memang harus belajar
keras, tidak ada kompensasi nilai 7 ketika nilai terjun bebas dibawah 5
sekalipun. Ini bagi siswa yang memang masa depan berada ditangannya sendiri,
nilai 5 adalah aib, tidak ada jaminan guru maupun sekolah dengan “ajian” semua
“WAJIB” naik kelas dan lulus. Bagi para bintang, tentuk dag dig dug siapa yang
jadi juara kelas.
Nilai lima kebawah adalah standar
buruk, dalam buku rapor sekolah ia khusus dengan tinta merah. Kecerdasan
benar-benar diuji, kemampuan otak betul-betul dinilai. Merah adalah aib,
bertanda masuk kualifikasi siswa “tidak pintar” sesuai standar minimal.
Dosa kedua yang akan terungkap
saat penerimaan buku rapor adalah jumlah kehadiran. Bila jumlah yang berada
pada kolom Izin dan Sakit masih bisa dimaklumi. Ketidakhadiran resmi dan
terkonfirmasi oleh pihak sekolah atau orang tua. Nah, jika kolom alpa atau
tidak hadir tanpa keterangan, ini bertanda malas atau nakal. Tidak hadir tanpa
diketahui oleh orang tua terlebih pihak sekolah. Bisa jadi bolos. Asli
parameter perilaku melekat pada kolom alpa.
Puncak dari sebuah penilaian
rapor di akhir tahun ajaran. Apakah akan naik kelas atau tinggal kelas alias
mengulang kembali kelas tersebut pada tahun berikutnya. Siswa malu berlapis,
bakal sekelas dengan junior satu tahun dibawahnya karena “bodoh”. Orang tua
juga akan berimbas malu plus biaya
sekolah dong. Tidak ada aturan “semua siswa wajib naik kelas”. Madesu (masa depan suram) istilah saat itu.
Minimal tidak masuk dalam tiga
kriteria diatas, itulah standar terendah yang harus dicapai. Rangking kelas
atau juara itu bonus bagi siswa yang diatas rata-rata batas bawah tadi. Nah
kalau siswa generasi Z dan Alfa (bukan alpa atau pembolos ya) sekarang
bagaimana? Saya tidak mau berprasangka buruk, tinggal cek aja keseharian siswa
dengan lembaran penilaian buku rapornya,
jika ada jurang yang jauh itu yang membingungkan kita semua.
Selamat menerima buku rapor atau
lembar penilaian atau apapun namanya bagi para siswa se Indonesia pada akhir
semester ini. Saya jamin kalian semuanya SUPER BAHAGIA karena tidak akan ada
nilai 5 atau tinggal kelas seperti kami yang jadoel ini. Kalian terbaik.
Selamat menikmati hari libur.
Rumah Merpati 22, 21 Desember 2024
#Gerimis30Hari #Gerimis_Des24_22 #reHATIwan
#reHATIwanInspiring #IWANwahyudi #MariBerbagiMakna @gerimis30hari
@ellunarpublish_
www.rehatiwan.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar