Langsung ke konten utama

[SALAM PAGI 166 : BERCERMIN DIRI]

 



Assalamu'alaikum Pagi

“Cermin memantulkan tampilan raut wajah. Dan wajah tak hanya cerminan fisik semata, tapi ekspresi diri, bayangan mental, gambaran pikiran, penampakan nafsu dan goresan kalbu seseorang.”

Salah satu laku seseorang saat pagi hari adalah bercermin. Baik yang kemudian hanya berdiam diri di rumah, apalagi yang akan beraktivitas diluaran sana berjumpa dan berinteraksi dengan sesama. Dan wajah dari dagu hingga dahi akan menjadi fokus perhatian diri saat bercermin dan pusat perhatian manusia yang berpapasan.

Wajah secara tidak langsung tempat orang bercermin tentang kondisi fisik, penampilan diri, situasi kebatinan, gejolak emosi, lintasan pikiran sebagai identitas sejati seseorang. Secara normal seperti itu. Namun, banyak juga yang dapat menampakan kepalsuan seperti para pemeran di panggung pertunjukan nan pandai berkamuflase. Ada yang tujuannya tulus untuk menghibur dan membuat banyak orang bahagia, tak sedikit yang memanfaatkannya sebagai modus menipu dan berbuat jahat.

Para munafik dan culas ini pandai bersikap ganda yang tentu merugikan tak sedikit orang untuk mencari keuntungan. Pemilik dua atau lebih wajah ini disinggung oleh Rasulullah saw dalam sabdanya, “Dari Abu Hurairah ra ia berkata, “Rasulullah saw bersabda, “Kamu sekalian mendapatkan manusia seperti barang tambang. Sebaik-baik mereka di masa jahiliyah adalah sebaik-baik mereka di masa Islam bila mereka itu benar-benar memahami agama. Kamu sekalian mendapatkan sebaik-baik manusia dalam masalah agama ini adalah orang yang tadinya sangat benci terhadap Islam (tetapi setelah masuk Islam ia sangat takwa). Dan kamu sekalian mendapatkan sejatah-jahat manusia adalah orang yang bermuka dua dimana ia datang pada suatu kelompok dengan muka yang satu dan ia datang pada kelompok lain dengan muka yang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Cermin membantu diri untuk berkaca. Bukan untuk bersolek menutupi sesuatu untuk membohongi diri dan orang lain. Ia sebagai media refleksi meraba kekurangan untuk diperbaiki agar diri bisa lebih baik dan sekitar meneguk manfaat. Ia layar menatap kelebihan untuk disyukuri, bukan membuka celah nafsu untuk mengelabui.

Sudahkah kita bercermin pagi ini?


#AssalamualaikumPagi #InspirasiWajahNegeri #reHATIwan
@rehatiwan @inspirasiwajahnegeri @iwanwahyudi1 @rehatiwaninspiring
www.rehatiwan.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...