Assalamu'alaikum Pagi
“Cermin memantulkan tampilan raut wajah. Dan wajah tak hanya cerminan fisik semata, tapi ekspresi diri, bayangan mental, gambaran pikiran, penampakan nafsu dan goresan kalbu seseorang.”
Salah satu laku seseorang saat pagi hari adalah bercermin. Baik yang kemudian hanya berdiam diri di rumah, apalagi yang akan beraktivitas diluaran sana berjumpa dan berinteraksi dengan sesama. Dan wajah dari dagu hingga dahi akan menjadi fokus perhatian diri saat bercermin dan pusat perhatian manusia yang berpapasan.
Wajah secara tidak langsung tempat orang bercermin tentang kondisi fisik, penampilan diri, situasi kebatinan, gejolak emosi, lintasan pikiran sebagai identitas sejati seseorang. Secara normal seperti itu. Namun, banyak juga yang dapat menampakan kepalsuan seperti para pemeran di panggung pertunjukan nan pandai berkamuflase. Ada yang tujuannya tulus untuk menghibur dan membuat banyak orang bahagia, tak sedikit yang memanfaatkannya sebagai modus menipu dan berbuat jahat.
Para munafik dan culas ini pandai bersikap ganda yang tentu merugikan tak sedikit orang untuk mencari keuntungan. Pemilik dua atau lebih wajah ini disinggung oleh Rasulullah saw dalam sabdanya, “Dari Abu Hurairah ra ia berkata, “Rasulullah saw bersabda, “Kamu sekalian mendapatkan manusia seperti barang tambang. Sebaik-baik mereka di masa jahiliyah adalah sebaik-baik mereka di masa Islam bila mereka itu benar-benar memahami agama. Kamu sekalian mendapatkan sebaik-baik manusia dalam masalah agama ini adalah orang yang tadinya sangat benci terhadap Islam (tetapi setelah masuk Islam ia sangat takwa). Dan kamu sekalian mendapatkan sejatah-jahat manusia adalah orang yang bermuka dua dimana ia datang pada suatu kelompok dengan muka yang satu dan ia datang pada kelompok lain dengan muka yang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Cermin membantu diri untuk berkaca. Bukan untuk bersolek menutupi sesuatu untuk membohongi diri dan orang lain. Ia sebagai media refleksi meraba kekurangan untuk diperbaiki agar diri bisa lebih baik dan sekitar meneguk manfaat. Ia layar menatap kelebihan untuk disyukuri, bukan membuka celah nafsu untuk mengelabui.
Sudahkah kita bercermin pagi ini?
www.rehatiwan.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar