Langsung ke konten utama

[OO TITIK TERAKHIR IQRO ] --- Donasi 100 IQRO titik ke-10

 

Dimulai sejak 15 Ramadhan lalu Program Donasi 100 IQRO Ramadhan 1445H berujung di titik ke-10 sebagai pamungkas. Kemarin, hari terakhir (ke 29) Ramadhan merupakan yang terpadat dengan 4 titik sekaligus.

Titik terakhir di desa OO (bukan nol-nol atau kosong-kosong dibacanya ya). Tepatnya di Rt.04 Dusun Oo Barat Desa Oo Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu, NTB. Adalah TPQ An Nur yang menjadi lokasi penyerahan Donasi Iqro.

Abdurrahman Abdurrahman ketua Kammi Sultan Sirajuddin Dompu bersama Zaim Ar Rasyid dari PD Kammi Bima menutup hari Selasa 9 April 2024 dengan indah. Mereka menjadi penyambung amanah para donatur kepada TPQ dengan jumlah santri 60 orang dan dikelola oleh 3 orang pengajar ini.

Setiap kita punya amal istimewa dan lebih baik pada bulan Ramadhan. Punya cerita yang kadang tak sempat digoreskan dalam halaman kertas, tapi tak sebesar debu pun yang luput dalam catatan malaikat kebaikan.

Kami khaturkan terimakasih pada para orang baik yang telah menuntaskan program Donasi 100 IQRO Ramadhan. Alhamdulillah total IQRO yang didonasikan kemudian disalurkan melebihi 100 eksemplar.

Semoga siapapun dan secekil apapun turun tangan dalam program ini diberi kecukupan rejeki dan pahala amal jariyah yang tak pernah putus dari-Nya. Dan Iqro yang di wakafkan menjadi andil dalam melahirkan generasi pecinta Al-Qur'an. Dan semoga menggugah lebih banyak lagi tangan dalam berkolaborasi melanjutkan kebaikan ini pada 11 bulan diluar Ramadhan.

======

Salurkan zakat, infaq, sedekah dan wakaf anda melalui @laz_dasi_ntb cabang kota Bima.

09042024

#MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #reHATIwan #LAZDASINTB #LAZDASINTBkotaBima #KAMMI #Ramadhan #Ramadhan2024 #Ramadhan1445H #100IQRO #WakafIQRO #DonasiIQRO #Sedekah #Infaq #Zakat #IWANwahyudi #TibatibaBercerita #tbcRamadhan

@inspirasiwajahnegeri @rehatiwan @iwanwahyudi1 @30haribercerita


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[SALAM PAGI 170 : MERINDUI PANGGILAN]

  Assalamu’alaikum Pagi “Apakah hari ini diri mendengar syahdu suara adzan Shubuh yang memecah keheningan? Biarkan ia selalui dirindui oleh telinga bersama panggilan menunaikan shalat berikutnya hingga diri dipanggil oleh-Nya.” Saya masih ingat benar ketika listrik pertama kali masuk kampung kakek, hanya masjid yang lebih awal terpasang setrum itu. Biasanya suara adzan tak terdengar oleh rumah yang jauh dari masjid, sebagai penanda hanya bunyi bedug yang mampu merambatkan bunyi di udara lebih jauh radiusnya. Kemudian suara adzan dari pengeras suara menjadi penanda panggilan untuk menunaikan kewajiban shalat, bersujud padanya. Sekarang suara adzan tak terhalang apapun bahkan di daerah tanpa listrik, tanpa masjid bahkan seorang diri yang muslim karena alarm di smartphone dapat diatur sedemikian rupa bahkan dengan suara pilihan seperti adzan di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan sebagainya. Coba secara jujur bertanya kedalam diri, “Adakah suara adzan yang paling dirindu dan ditunggu bah

[SALAM PAGI 169 : TERIMA KASIH PAGI]

  Assalamu’alaikum Pagi “Terima kasih pagi atas segala perjumpaan penuh nikmat dari-Nya yang tak pernah terlewati walau sehari pun, tapi kadang diri selalu melupakan.”   Terima kasih pagi yang telah menjadi pembatas antara gelap dan terang. Hingga diri menyadari hidup tidak hanya melawati gelap tanpa cahaya yang memadai, namun juga berhadapan dengan terang yang penuh dengan sinar bahkan terik yang menyengat. Terima kasih pagi yang sudah menjadi alarm menyudahi istirahat. Bahwa hidup tidak mengenal jeda yang lama bahkan berlarut. Bukan pula tentang kenikmatan tidur yang kadang melenakan. Tapi harus kembali bergeliat bersama hari yang akan selalu ditemui,hadapi, taklukan hingga dimenangkan menjadi capaian. Terima kasih pagi yang sudah menyadari bahwa anugerah kehidupan begitu mahal. Organ tubuh yang dirasakan kembali berfungsi dengan normal ketika terbangun tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. Konversi rupiah pun tidak bisa menggantikan satu saja syaraf yang berhenti berfungsi no

[SUAPAN TANGAN]

Salah satu anugerah menjadi generasi yang hadir belakangan adalah mendapatkan mata air keteladanan dari para pendahulu yang menyejukan. Tak harus sesuatu yang wah dan besar, hal sepele dan receh kadang menyentak nurani ketika dibenturkan dengan kepongahan jiwa yang angkuh. Mereka dengan jabatan yang mentereng bisa bersikap lebih sombong sebenarnya dibandingkan kita yang dengan tanpa malu petantang-petenteng cuma bermodal kedudukan rendahan. Bahkan ada yang dengan bangga membuang adab dan perilaku ketimuran yang kaya dengan kesantunan dengan dalih tidak modern dan kekinian. Adalah Agus Salim Diplomat ulung awal masa kemerdekaan dengan kemampuan menguasai 9 bahasa asing. Jauh sebelum kemerdekaan republik ini pun ia sudah menjadi bagian dari pergerakan kebangsaan yang memperjuangkan proklamasi kebebasan dari penjajahan. Tapi, jiwa dan karakter keindonesiaannya tak pudar dengan popularitas dan jam terbangnya melalang buana kebelahan dunia. Dalam sebuah acara makan malam ia me