Langsung ke konten utama

[MENULIS TAKDIR]

 


Pernah dengar lagu "Pacar Lima Langkah" itu? Iya, saking dekat dan mepet rumah sama doi yang mungkin cuma mepet tembok. Nah, Bang Heriyanto ini pernah tetanggaan dua langkah kita di asrama mahasiswa dulu. Saling tik tok kalau jam makan, apalagi sahuran saat puasa. Dulu masih jaman masak, bukan COD ala gofood dan sejenisnya. Karena lebih pada faktor keterbatasan dan hemat uang saku sebenarnya.

Dari pertemuan di Liminal Lombok Cooffee hampir dua jam selepas shalat Dzuhur tadi, saya teringat sebuah pesan dalam buku Ibnu Hajar al-'Asqalani "Al-Isti'dad lil Yaumi al-Ma'ad yang diterjemahkan oleh Abu Ridho, "Tiga hal yang menjadi simpanan Allah yang tidak akan diberikan kecuali kepada orang yang mencintai-Nya: (1) kefakiran, (2) sakit, dan (3) kesabaran." (Hukama)

Paragraf kedua diatas terbacanya agak serius dan dalam mungkin. Padahal sepanjang kopi darat tadi sangat santai dan saling bejorak (bahasa sasak: bercanda). Cerita-cerita lucu saat di BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) atau asrama. Ayo siapa yang sekarang sadar, dulu pernah melakukan kekonyolan? Jangan-jangan jadi bahan "ghibah" kami berdua atau pernah kena pukul aparat baik sengaja maupun tidak berbuah memar dan cakaran saat aksi demonstrasi.

Ada para penulis yang sudah lama meniti karir pasca kampus baru terbitkan dua buku enam bulan terakhir buah pergolakan pikiran dan batinnya saat masa emas mahasiswa. Nah, kami berdua sedang merekam nostalgia heroisme fase itu untuk mengikuti jejak menuliskan kembali kebaikan masa itu agar tak hilang dalam pusaran waktu. Plus fase pasca kampus hingga hari ini yang perasaan saya kena "serempet" juga dengan 3 hal yang diutarakan Ibnu Hajar al-'Asqalani diatas.

Perjalanan hidup ada yang sesuai rencana, mudah ditebak bahkan ada yang mengejutkan dengan segala keajaibannya. Tapi, tak menutup celah untuk yang keluar dari prediksi, kebalikan dari rencana bahkan sesuatu yang tak terbayangkan kemudian menimpa.

Semua pasti sesuai kehendak-Nya. Apapun yang terjadi dalam semesta yang luas ini, tak satupun yang luput dari Sang Maha Berkehendak Allah swt. Baik itu senang atau sedih, suka mapun duka, episode gagal atau sukses. Semua takdir-Nya harus dilalui proses dan alurnya. Dan catatan kehidupan itu akan dipertanggungjawabkan kelak.

Semua pasti punya cerita. Dalam setiap episode takdir-Nya pasti ada kisah. Cuma memang tidak semua kita menganggap cerita itu sesuatu yang bermakna untuk disadur kembali karena saking biasa-biasa saja. Padahal kumpulan cerita disini bisa jadi solusi di tempat lain. Lembaran peristiwa disini bisa jadi bahan antisipasi bagi mereka yang belum melaluinya agar tak masuk lubang yang sama. Kisah sederhana disini merupakan tips menggapai sukses pada tempat, waktu dan orang yang berbeda.

Semua mengandung nostalgia. Peristiwa masa lampau yang dituturkan kembali bersama saat ini adalah nostalgia yang menarik kembali lipatan waktu yang telah berlalu dalam rasa kedisinian dan kekinian. Sehingga memang sebagai manusia yang berakal selalu memikirkan terlebih dahulu setiap apa yang akan dilakukan. Agar saat bernostalgia dimasa depan tidak mengandung penyesalan. Setidaknya jika pernah melakukan kekonyolan itu cukup sebagai bahan mengundang senyum dan tawa. Tidak hingga pada kesalahan dan kelalaian yang terus diwariskan hingga kini.

Tak semua sempat ditulis untuk mudah dishare. Begitu cepatnya waktu berlalu dengan beragam peristiwa yang menyertainya dan kita ikut andil berperan sebagai pelaku pula. Banyak yang luput ditulis, bahkan terhadap hal yang paling luar biasa dilalui. Sebenarnya menuliskan hal itu bukan ingin meng-aku dan dianggap wah oleh orang lain dimasa itu dan masa kemudian yang membacanya. Cukup menjadi ruang berbagi hikmah dan pengalaman. Syukur jika itu menjadi inspirasi bagi orang lain untuk berbuat kebaikan. Amal jariyah akan mengalir sepanjang laku kebajikan itu dilakukan.

Bang Heriyanto dan istri pernah berduet menulis buku “33 Tokoh Inspirasional Alumni Unram”. Saya rasa kemampuan itu tak boleh terpendam sekian lama dan tak dibangkitkan kembali dengan karya-karya buku baru dari beragam takdir-Nya yang telah dan sedang mereka lalui hingga hari ini.

Dalam setiap takdir-Nya pada kita adalah bahan tulisan yang tak pernah kering dari hikmah dan makna bagi diri sendiri bahkan orang lain.[]


Komentar

Postingan populer dari blog ini

04 [SULTAN ABDUL KHAIR SIRAJUDDIN LAHIR]

Sultan Abdul Khair Sirajuddin dikenal juga dengan nama La Mbila, orang Makassar menyebutnya " I Ambela ". Beliau dinobatkan menjadi Sultan ke II pada tahun 1050 H (1640 M).  Sultan wafat pada tanggal 17 Rajab 1098 H dan dimakamkan di Pemakaman Tolo Bali Bima. Pada masanya Upacara U'a Pua menjadi salah satu Upacara Besar Resmi Kesultanan Bima sejak tahun 1070 H. 

01 [MASJID AGUNG NURUL HUDA SUMBAWA]

Salah satu Masjid yang menjadi pusat keIslaman di Sumbawa Nusa Tenggara Barat adalah Masjid Agung Nurul Huda dipusat Kota Sumbawa. Bagi saya pribadi, pertama kali ke sini saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2004 silam. Kemudian kembali bersua saat bulan Mei 2017, selanjutnya Agustus 2017 saya lebih intens dan sering ke Masjid ini dan sempat mengukuti berbagai kegiatan keIslaman yang disajikan. Masjid Agung Nurul Huda Sumbawa ini sangat memiliki peran strategis dalam penyebaran Islam diSumbawa. Menelisik sejarah dari berbagai sumber terungkap fakta bahwa masjid yang bersebelahan dengan Istana Kesultanan Sumbawa, Istana Tua “Dalam Loka” merupakan  Masjid Kesultanan Sumbawa. Masjid ini berdiri sejak tahun 1648 silam dan telah mengalami beberapa kali pemugaran.  Pada masa Sultan Dewa Mas Pamayam yang juga disebut Mas Cini (1648-1668) Telah ada masjid dilingkungan istana walau masih relatif sederhana bagunannya. Pada tahun 1931 masjid mengalami rehab kecil. Pada masa bu...

130 [MENULIS TIADA HABISNYA]

"Benar-benar membaca dan membaca benar-benar." Kalimat itu menjadi salah satu kata-kata hari ini yang disampaikan oleh Ibu Drs. Dwi Pratiwi, M. Pd, Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB ketika menerima silaturahim kami Forum Lingkar Pena (FLP) Provinsi NTB pagi ini.  Sosok yang baru saja menjabat 1 Maret 2025 itu menceritakan program pendampingan komunitas hingga lokus pustakawan sekolah, tingkat pemahaman literasi NTB masih rendah,  literasi naskah-naskah kuno hingga program literasi di kawasan desa wisata.  Saya dalam kesempatan berharga itu menyampaikan kegelisahan dan beberapa masukan.  1. Menumbuhkan literasi di mulai dari sekolah. Hal ini seiring dengan rendahnya literasi sekolah sehingga perlu perhatian juga kebijakan kongkrit dari semua institusi pemerintah yang terkait.  2. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dengan komunitas literasi baik komunitas yang terdata (memiliki legal formal berakta pendirian) hingga komunitas...