Langsung ke konten utama

03 [ENERGI KATA]

 



"Satu peluru hanya mampu menembusi satu kepala namun satu tulisan bisa menembus beribu kepala, bahkan jutaan kepala." (Sayyid Qutb)

Manusia normal tak mungkin hidup tanpa kata. Kata adalah salah satu kunci komunikasi terkait pesan yang akan tersampaikan oleh komunikan (pengirim pesan) pada si penerimanya.

Sadar atau tidak ada ribuan bahkan puluhan ribu kata yang meluncur lewat bibir seorang manusia dalam seharinya. Riset dari Arizona University, manusia bisa bicara rata-rata 16.000 kata per hari. Secara mengejutkan, buku yang ditulis oleh Louann Brizendine berjudul The Female Brain mengungkapkan bahwa wanita berbicara sekitar 20.000 kata per hari, sedangkan pria hanya 7.000 kata per hari.

Betapa besarnya produksi kata pada setiap manusia dan dampaknya. Tapi Rasulullah saw mengingatkan kita semua, "Sesungguhnya di antara bayan adalah sihir." (HR. Bukhari). Bayan yang dimaksud adalah kemampuan komunikasi, sedehananya rangkaian kata untuk menyatakan maksud.

Era keterbukaan dan kemudahan komunikasi saat ini semakin mempermudah manusia melampiaskan energi belasan ribu kata dalam sehari yang menjadi hak fitrahnya. Baik berupa kata tulisan ataupun kata dalam bentuk suara atau bunyi. Jejeran media sosial telah menyiapkan bahkan memberikan fasilitas untuk ketagihan menyalurkan itu dengan keuntungan finansial. Selain kata diproduksi menjadi energi positif, banyak juga yang sengaja menjualnya dalam energi negatif hoax, kebohongan.

Kata-kata laksana sihir energi negatif...
Kata bohong yang menyulut akan mengobarkan fitnah, bila disiram pada mereka yang dikuasi amarah akan makin menghanguskan akal sehat. Goresan hoax pena melebihi sayatan seribu pedang, menyulap gembira menjadi banjir air mata duka.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Dan barang siapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar (dari dosa yang diperbuatnya), dia mendapat azab yang besar (pula). Mengapa orang-orang mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka terhadap diri mereka sendiri, ketika kamu mendengar berita bohong itu dan berkata, "Ini adalah (suatu berita) bohong yang nyata."(QS. An-Nur 24: Ayat 11- 12)

Kata-kata ibarat sihir energi positif...
Kata indah nan menyejukan jika ditiupkan pada orang yang terbakar kemaraha, akan luruh dan padam seketika. Goresan kata menggugah ibarat peluru yang dimuntahkan dan membakar, memercik api semangat perjuangan dan pengorbanan. Melalui kata pula kesedihan diusap bersih menjadi senyum bahagia.

Setelah tsunami kata-kata saat pemilu dan pilpres, sebentar lagi akan ada gempa kata-kata diseluruh daerah Indonesia. Janji-janji akan menyihir dengan kata manis. Baik harapan yang menina bobokan atau menutup keingkaran atas janji sebelum-sebelumnya.

Kendalikan diri menelan begitu saja kata yang disuapkan dan tanpa menyaring kata yang akan dilontarkan. Jangan gegabah berkomentar, apalagi membagikan kabar kebohongan tanpa dikendalikan oleh hati.

Foto: Cuma ilustrasi melampiaskan jatah berkata-kata

12042024
@inspirasiwajahnegeri @rehatiwan @iwanwahyudi1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...