“Makan ternikmat ketika merasa lapar, dan minum paling segar ketika merasa haus. Hidup sesuai dengan kebutuhan, jangan kalah oleh keinginan yang tak ada batas.”
Perihal makanan tak akan jauh dari kata enak dan nikmat. Untuk itulah ritual makan dilakukan mencicip dan menyantap yang enak. Sebisa mungkin yang tak bersahabat dengan lidah alias kurang enak tidak dimakan.
Tapi memang benar, makan paling nikmat saat lapar. Contoh saja usai bekerja keras di sawah yang terik kemudian santap siang. Walau menu ala kadarnya, tapi substansi nikmatnya dapat. Atau saat berbuka puasa saja. Makanan yang sangat nikmat rasanya itu yang paling pertama disuap saat berbuka. Dibanding potongan terakhir yang dipaksa ditelan saat sudah kekenyangan waktu berbuka puasa.
Seperti perut kita yang tak boleh hanya dipenuhi oleh makananan semata. Atau dengan air saja. Tapi, harus ada ruang makanan, minuman dan udara. Tak boleh kemaruk yang akan menyebabkan bukan hanya berkurannya nikmat makanan, tapi kesehatan diri.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tidaklah seorang anak Adam memenuhi suatu kantung yang lebih buruk dibanding perutnya. Bila tidak ada pilihan, maka cukuplah baginya sepertiga dari perutnya untuk makanan, sepertiga lainnya untuk minuman dan sepertiga lainnya untuk nafasnya.” Riwayat Ahmad, At Tirmizy, An Nasai dan oleh Al Albani dinyatakan sebagai hadits shahih.
Ibnul Qayyim berkata : “Ketahuilah bahwa makan itu ada tiga tingkatan:
1. Kebutuhan.
2. Kecukupan.
3. Kelebihan.
Semoga kita menjadi golongan yang merasakan nikmatnya hidangan dari menyantapnya karena kebutuhan bukan para pemburu yang berlebihan pada diri sendiri.
20012024, 23:49
#MariBerbagiMakna #30HariBercerita #30HBC2420 #30HBC24Makanan #InspirasiWajahNegeri #reHATIwan #IWANwahyudi
@30haribercerita @rehatiwan @inspirasiwajahnegeri @iwanwahyudi1
Komentar
Posting Komentar