Langsung ke konten utama

[JENDELA PERTAMA MENATAP DUNIA]

 



“Saat dilahirkan dari seorang ibu, itulah pertama kali diri merasakan dunia. Dari pengasuhannya matamu dapat menatap dunia. Dalam bimbingannya bisa menyebut dan menulis apa-apa isi dunia dan kemudian menggapainya.”

Tanpa ibu kita tak dapat berdiri disini, dimuka bumi yang membentang luas, namun baru sebagian yang mampu dijelajahi secara langsung maupun virtual.

Setelah keluar dari rahimnya, kita rasakan seperti apa hawa dunia ini. Tapi, kasih sayangnya bukannya berkurang. Berlapis-lapis dan kali lipat terus mengalir tanpa angka pasti yang dapat mengkalkulasinya.
Selama dalam asuhannya satu persatu jendela menatap dunia itu dibukakan olehnya. Bukan lagi sebatas sekian centimeter persegi tempat tidur atau meter persegi kamar, makin hari makin luas.

Bermula dari satu kata yang diajarkan untuk memanggil dan mengunggapkan rasa hingga kini tak terhingga terus bertambah kosakata baru. Hingga fasih bertutur tentang dunia melalui jendela kata.
Dalam bimbingannya ucapan kata itu bertransformasi menjadi tulisan. Dari menulis kata-kata dasar keseharian, apa yang ada disekeliling, pesan dan keinginan hingga imajinasi fiksi bahkan rencana masa depan juga bisnis. Ia membukakan jendela tulisan untuk bercengkrama dengan dunia.

Ibu jendela pertama yang mengantarkan menatap dunia. Kian hari kian luas dan banyak, sejauh nanti kita mampu menjelajahinya. Ibu, bukan hanya jendela dengan daun jendelanya saja, tapi paket lengkap cara membuka, menatap, menghirup dan membersama yang terlihat dari lubang persegi itu.

"Kata yang paling indah di bibir umat manusia adalah kata 'Ibu', dan panggilan yang paling indah adalah 'Ibuku'. Ini adalah kata yang penuh harapan dan cinta, kata manis dan baik yang keluar dari kedalaman hati." (Khalil Ghibran)

22122023, 11:59
@gerimis30hari @ellunarpublish_ @rehatiwan @inspirasiwajahnegeri @iwanwahyudi1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

060 [PESONA SENYUM EMAS MU]

  “Senyum itu dari mata turun ke hati dan dari hati naik ke wajah.”   Ada banyak jenis senyum lengkap dengan beragam rasa sang pemilik wajah dan kesana sesiapa yang memandangnya. Konon senyum yang terbaik ialah Duchenne smile . Sebutan untuk senyum tulus yang identik dengan terangkatnya dua sudut mulut dan pipi sehingga membuat sudut mata berkerut. Senyum ini dapat menular pada orang lain dan dapat memperbaiki mood . Senyum Duchenne juga dikenal sebagai senyum kegembiraan sejati. Ada juga yang menyebutnya Standar emas dari senyum. Membuat Anda terlihat dapat dipercaya, autentik, dan ramah. Duchenne terinspirasi dari nama seorang peneliti abad 19 bernama Guillaume Duchenne. Sosoknya memberikan kontribusi luar biasa dalam memetakan otot-otot tubuh manusia, termasuk yang bertugas mengendalikan ekspresi wajah. Ciri-ciri dari Duchenne smile: Senyuman tampak hingga ke mata, sudut-sudut mata berkerut da nada gerakan dari dua otot wajah (di mulut dan pipi) Duchenne smile ...

056 [PERLAWANAN ABADI]

Ketika segelintir mereka mendeklarasikan diri sebagai musuh abadi yang selalu siaga menggelincirkan kita, hanya satu pekik dan langkah kita, LAWAN!!! Namun kadang kita bermesraan dengan mereka. Memeluk dan terperdaya larut dalam rayuannya. Ruang itu sengaja kita ciptakan, padahal mereka tak sejenak pun memiliki rasa kemanusiaan.  Melawan tak melulu identik dengan hal negatif. Melawan lahir dari jarak antara seharusnya dengan realitas. Melawan reaksi dari aksi yang menyimpang atas fitrah kemanusiaan. Perlawanan itu abadi.  Rumah Merpati 22 16122022, 21:32 #MariBagiMakna #InspirasiwajahNegeri #IwanWahyudi #gerimis30hari #Gerimis_Des_16  @inspirasiwajahnegeri @iwanwahyudi1 @gerimis30hari @ellunarpublish_ 

065 [RAMADHAN, DESEMBER DAN JANUARI]

Ini bukan direncanakan apalagi kebetulan, tapi keberulangan yang keseringan. Tapi siklus ini selalu membawa berkah dan kadang tak terduga. Beberapa yang dalam prediksi tidak mungkin ternyata paling cepat dan awal. Begitulah takdir dan nikmatnya, tak perlu disanksikan. Cukup jalani, tambah do'a yang mengiringi, hasilnya apapun itu jangan terima dan kecil hati. Lima antologi gagal. Tiga diantaranya karena diskomunikasi. Dua lainnya sudah kirim naskah sampai bela-belain dengan waktu yang mepet, eh malah belum ada kabar sampai sekarang nasib terbit atau tidaknya, padahal penyelenggaranya komunitas besar dan ternama. Alhamdulillah ada yang nyelip satu antologi, waktunya cepat bahkan saya sempat menyangsikan penyelenggara yang mengajak mampu menerbitkannya. Dua naskah solo mau tidak mau harus ditunda. Satunya sudah sejak tahun lalu direncanakan dan naskah tinggal diracik. Satu sisanya sudah didiskusikan kebanyak kawan, bahkan naskahnya di edit beberapa orang, tapi belum menemukan ruhn...