"Salah satu pilar
penopang ilmu adalah memperbanyak buku. Sebab, tidak ada buku yang tidak
bermanfaat."
(Imam Abu Muhammad Ibnu Hazm dalam Risalah Maratib Al-'Ulum)
Sejak manusia mengenal tulisan dengan beragam medianya, salah satunya buku. Kemudian menjadi salah satu dari sumber ilmu yang dapat terus di sebar dan diwariskan. Walaupun hari ini sudah marak digitalisasi bacaan tapi masih belum dapat menggeser peran berjilid-jilid kertas bernama buku tersebut karena akses internet yang belum merata.
Hal itu kemudian mendorong banyak generasi menulis buku atau manuskrip berbagai hal terkait ilmu pengetahuan dan informasi sejak masa silam. Kehilangan buku atau hancur terbakarnya perpustakaan menjadi salah satu bencana bagi ilmu pengetahuan.
Bait Al-Hikmah merupakan perpustakaan terbesar dunia Islam yang berada di Baghdad. Perpustakaan ini dibangun oleh Khalifah Harun ar-Rasyid dan mencapai puncaknya dimasa kepemimpinan putranya, Khalifah Al-Ma’mum yang berkuasa pada 813 - 833 Masehi. Dibangun untuk membantu perkembangan belajar, mendorong penelitian, dan mengurusi terjemahan teks-teks penting. Koleksi buku Perpustakaan Baghdad berjumlah 400 hingga 500 ribu jilid. Pada 1258 Masehi, Hulagu Khan menyerbu Baghdad, mereka juga membakar perpustakaan Bait Al-Hikmah yang sarat dengan manuskrip berharga. Sejarawan Ibnu Khaldun mengungkapkan, manuskrip-manuskrip itu dihanguskan dan dilemparkan ke Sungai Tigris. Hingga ada yang menggambarkan Sungai Tigris berwarna hitam akibat tinta banyaknya manuskrip yang dibuang kedalamnya.
Ada juga Perpustakaan Alexandria, menyimpan hampir 1.000.000 dokumen penting dari seluruh Asyur, Yunani, Persia, Mesir, India, hingga peradaban lainnya. Kategori buku-buku yang terdapat di Perpustakaan Alexandria mulai dari retorika, hukum, tragedi, komedi, puisi, sejarah, kedokteran, matematika, hingga ilmu pengetahuan alam. mulai dibangun pada pemerintahan Ptolemeus II sekitar 282 SM dan 246 SM. Kehancuran Perpustakaan Alexandria pada 48 SM menjadi salah satu kerugian terbesar dalam sejarah dunia kuno.
Mungkin kita berpikir buat apa menumpuk buku jika tidak dibaca ?. Bisa jadi hari ini belum kita baca, tapi suatu waktu saat butuh akan membacanya juga. Atau jika tidak kita yang membacanya, ada takdir mata lain yang membacanya saat dipinjamkan. Dan menjadi amal jariyah yang terus mengalir tak henti.
Alhamdulillah buku DO THE BEST telah sampai di
Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Menemui mata yang menjadi takdir mengeja
maknanya. Terimakasih Ust. Asyhari Abukhair.
039/365
07022023,
14:47
#MariBerbagiMakna
#InspirasiWajahNegeri
#reHATIwan #IWANwahyudi
@inspirasiwajahnegeri
@iwanwahyudi1
Komentar
Posting Komentar