“Penderitaan bangsa-bangsa di dunia sekarang ini, bukan sekedar
disebabkan karena tidak bisa memanfaatkan sumber daya alam mereka. Yang lebih
parah lagi adalah karena mereka tidak punya sejarah, atau tidak punya
kebanggaan masa lalu. Di saat seperti itu, bangsa tersebut tidak akan memiliki
motivasi untuk bangkit memperbaiki nasibnya. Akhirnya, jiwa budak dan peran
pelengkap penderita akan tetap membelenggu mereka.” (KH. Rahmat Abdullah)
Bangsa-bangsa yang memiliki
sejarah masa lalu yang gelap biasanya selalu mewarisi kekelaman tersebut. Label
kegagalan, perilaku negatif hingga julukan sinis bangsa lain akan membawa pada
ketidak percayaan diri sebagai bangsa dihadapan negeri-negeri lainnya. Sebenarnya
tidak demikian menempatkan sejarah, kegagalan masa lalu bukan sebagai noda
hitam yang harus dicoreng pada muka sendiri. Tapi pelajaran berharga agar tidak
terulang lagi, peringatan kewaspadaan agar tak terjerumus pada lubang yang
sama.
Bagi negeri-negeri yang pernah
mencapai puncak kejayaannya kemudian dijajah bangsa Asing. Sejarah dianggap bom
waktu bagi para penjajah. Kenapa? Sejarah ini yang akan menjadi ruh kebangkitan
untuk melawan dan mengembalikan kejayaan masa lalu. Sejarah ini akan menjadi
api yang selalu membakar semangat generasi baru negeri tersebut untuk merebut
kembali apa yang telah dimiliki dan digapai oleh pendahulunya, bahkan untuk
melebihi hal tersebut.
Begitulah kenapa para penjajah
menjauhkan daerah yang dirampasnya dari sejarah mereka. Merampok semua tulisan
dan jejak kejayaan mereka, menghanguskan buku dan kitab leluhur mereka,
merobohkan perpustakaan mereka. Bahkan setelah itu para penjajah membuat
sejarah versi mereka terkait bumi jajahannya. Tentu dengan merendahkan,
mengkerdilkan negeri tersebut, meniadakan kekejian dan kejahatan kemanusiaan
yang dilakukan penjajah. Rekayasa sejarah mereka lalukan seenak perut demi
kepentingannya. Ini yang juga disebut oleh KH. Rahmat Abdullah sebagai racun
yang ditebar penjajah.
Kejayaan Majapahit dengan sumpah Palapa
Patih Gajah Mada menyatukan Nusantara, itu salah satu spirit mengapa nusantara
ini harus utuh dan sebesar ini. Seperti apapun penjajah memecahnya hingga
membuat skenario Republik Indonesia Serikat (RIS) misalnya, tapi digagalkan
dengan semua pemimpin bangsa mendukung dan sepakat dengan Mosi Integral Muh.Nasir
untuk menyatukan kembali dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Demikian juga bagi ummat Islam
mempelajari kisah-kisah para nabi dan rasul serta kaum terdahulu akan
mengalirkan ruh keimanan. Terutama sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw (Sirah
Nabawiyah). Dalam Al-Qur’an terbentang banyak kisah-kisah mereka untuk
mengokohkan perjuangan, menetapkan hati dan menggapai impian dimasa depan. Tentunya
bukan hanya kebahagiaan di dunia saja, namun sekaligus di akhirat kelak.
“ Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi
mereka yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,
tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
(QS. Yusuf : 111)
Seperti itulah sejarah, mata air
yang selalu menyegarkan spirit dan semangat semua orang yang dapat
menjadikannya cermin pelajaran untuk membaca hari ini dan masa depan.
30112022, 17:38
#MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #reHATIwan #IWANWahyudi
@inspirasiwajahnegeri
@iwanwahyudi1
Komentar
Posting Komentar