Pada hari ini tanggal 1 September 2015 akhirnya saya berkesempatan berkunjung dan melihat langsung Langgar Kuno biasa disebut juga Langgar Kuno Melayu atau Langgar Kapenta (Bima: Kapenta artinya papan). Lokasi ditengah pemukiman penduduk, masuk kedalam yang tak cukup untuk dilewati oleh kendaraan roda empat. Dari kondisinya Nampak tidak lagi digunakan sebagai tempat ibadah hal itu terlihat dari pagar yang tertutup dan halaman yang dipenuhi oleh semak ilalang, ada juga warga sekitar yang menjemur pakaian dipagar halaman Langgar tersebut. Dari Papan yang terpampang dibagian sambil langgar kuno tersebut tertulis Cagar Budaya ini didirikan sejak tahun 1608.Alangkah elok jika Langgar Kapenta / Langgar Kuno ini tetap digunakan untuk kegiatan ibadah dan mengaji anak-anak agar ruh awal mendirikannya tidak hilang. Seperti halnya juga Masjid Sultan Muhammad Salahuddin yang sampai sekarang masih berfungsi. Hal ini sebagai bukti bahwa masyarakat Bima terkenal dengan Religiusnya.
--------
Hari ini Selasa 25 Januari 2022, tujuh tahun kemudian saya menghadiri peringatan 414 tahun berdirinya Langgar Kuno Melayu tersebut. Sore ini selain dzikir dan shalawat bersama, dirangkai dengan do’a bersama, orasi budaya dan rebana melayu. Akhirnya yang terbrsit dalam hati saat pertama kali mengunjungi masjid ini dulu itu terwujud. Spirit dan kehidupan berislam kembali hidup.
Seakan mengembalikan ingatan dan semangat lebih dari 4 abad yang lalu ketika Masjid (Langgar) ini di dirikan oleh pemuka Islam di Kampung Melayu ini.
Pasca banjir bandang besar yang melanda Kota Bima akhir Desember 2016 lalu. Salah satu yang di bersihkan dan benahi kembali oleh para relawan ialah Langgar Kuno Melayu ini. Kegelisahan tentang kondisi langgar yang memprihatinkan ternyata mendapatkan momentumnya.
Selain bangunan utama, tempat wudhu dan toilet yang representatif di bangun pada bagian selatan Langgar. Pengeras suara mulai menggemakan suara adzan dan kegiatan keislaman lainnya.
Jejak masa lalu bukan sekedar kebutuhan sejarah untuk di tampilkan di masa kini dan masa akan datang. Lebih dari itu ialah ruh perjuangan antar generasi, pewarisan spirit antar jaman dan jejak peradaban yang tak boleh hilang.
Foto 1 : 1 September 2015
Rumah Merpati 22
25012022 21:27
#InspirasiWajahNegeri #30haribercerita #30hbc2225 #MariBerbagiMAKNA #reHATIwan #InspiringWords #IWANwahyudi #Langgar Kuno #MasjidtoMosque
@inspirasiwajahnegeri @30haribercerita @iwanwahyudi1
Komentar
Posting Komentar