Langsung ke konten utama

[TAKDIR MATA]

Tiap kata punya pasang mata yang akan membacanya. Tiap buku punya orang-orang yang akan membacanya pula. Jangan khawatir saat menulis dan membaca karena ia sudah punya jatah mata dan kepala yang akan menikmatinya.

Salah satu yang membuat seseorang gagal menulis, tidak meneruskan kalimat gagasannya, urung menyelesaikan tulisannya ialah perasaan bahwa tulisannya takut tidak ada yang akan membacanya. Perasaan itu akhirnya benar-benar membunuh tulisannya sebelum lahir, karena tidak rampung. Ketakutan itu pula yang sering banyak orang menyebutkan membunuhmu berkali-kali sebelum kematian. 

Kadang kita membandingkan tulisan pertama dengan karya bestseller penulis idaman. Tentu hal yang mustahil bisa sama. Penulis idaman itu mencapai karya terbaiknya setelah berkali-kali gagal dengan tulisan sebelumnya. Seharusnya lebih adil jika membandingkan tulisan pertama kita dengan tulisan pertama para idola itu. 

Tulisan-tulisan itu bisa menjadi baik dan layak setelah berkali-kali menulis dan membacanya kembali, sehingga menemukan titik kekurangan dan memperbaikinya. Bagaimana kita bisa menilai dan memperbaiki tulisan kita jika tulisan itu belum ada atau belum tuntas ditulis? 

Menulislah sejelek dan abradul apapun tulisan pertama. Tulisan itu harus dituntaskan, karena menggantung sebuah ketidakjelasan dan ketidakpastian berbuah penyesalan. Suatu saat kita akan membandingkan tulisan pertama dengan tulisan kesekian yang dirasa telah layak dan banyak di apresiasi orang. Dan kita akan sepakat telah melewati masa ketakutan itu. 

Yakinlah setiap tulisannya punya takdir mata yang membacanya. 

26122021
#MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #reHATIwan #InspiringWords #SedekahKata #IWANwahyudi
@iwanwahyudi1
@inspirasiwajahnegeri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

060 [PESONA SENYUM EMAS MU]

  “Senyum itu dari mata turun ke hati dan dari hati naik ke wajah.”   Ada banyak jenis senyum lengkap dengan beragam rasa sang pemilik wajah dan kesana sesiapa yang memandangnya. Konon senyum yang terbaik ialah Duchenne smile . Sebutan untuk senyum tulus yang identik dengan terangkatnya dua sudut mulut dan pipi sehingga membuat sudut mata berkerut. Senyum ini dapat menular pada orang lain dan dapat memperbaiki mood . Senyum Duchenne juga dikenal sebagai senyum kegembiraan sejati. Ada juga yang menyebutnya Standar emas dari senyum. Membuat Anda terlihat dapat dipercaya, autentik, dan ramah. Duchenne terinspirasi dari nama seorang peneliti abad 19 bernama Guillaume Duchenne. Sosoknya memberikan kontribusi luar biasa dalam memetakan otot-otot tubuh manusia, termasuk yang bertugas mengendalikan ekspresi wajah. Ciri-ciri dari Duchenne smile: Senyuman tampak hingga ke mata, sudut-sudut mata berkerut da nada gerakan dari dua otot wajah (di mulut dan pipi) Duchenne smile ...

056 [PERLAWANAN ABADI]

Ketika segelintir mereka mendeklarasikan diri sebagai musuh abadi yang selalu siaga menggelincirkan kita, hanya satu pekik dan langkah kita, LAWAN!!! Namun kadang kita bermesraan dengan mereka. Memeluk dan terperdaya larut dalam rayuannya. Ruang itu sengaja kita ciptakan, padahal mereka tak sejenak pun memiliki rasa kemanusiaan.  Melawan tak melulu identik dengan hal negatif. Melawan lahir dari jarak antara seharusnya dengan realitas. Melawan reaksi dari aksi yang menyimpang atas fitrah kemanusiaan. Perlawanan itu abadi.  Rumah Merpati 22 16122022, 21:32 #MariBagiMakna #InspirasiwajahNegeri #IwanWahyudi #gerimis30hari #Gerimis_Des_16  @inspirasiwajahnegeri @iwanwahyudi1 @gerimis30hari @ellunarpublish_ 

065 [RAMADHAN, DESEMBER DAN JANUARI]

Ini bukan direncanakan apalagi kebetulan, tapi keberulangan yang keseringan. Tapi siklus ini selalu membawa berkah dan kadang tak terduga. Beberapa yang dalam prediksi tidak mungkin ternyata paling cepat dan awal. Begitulah takdir dan nikmatnya, tak perlu disanksikan. Cukup jalani, tambah do'a yang mengiringi, hasilnya apapun itu jangan terima dan kecil hati. Lima antologi gagal. Tiga diantaranya karena diskomunikasi. Dua lainnya sudah kirim naskah sampai bela-belain dengan waktu yang mepet, eh malah belum ada kabar sampai sekarang nasib terbit atau tidaknya, padahal penyelenggaranya komunitas besar dan ternama. Alhamdulillah ada yang nyelip satu antologi, waktunya cepat bahkan saya sempat menyangsikan penyelenggara yang mengajak mampu menerbitkannya. Dua naskah solo mau tidak mau harus ditunda. Satunya sudah sejak tahun lalu direncanakan dan naskah tinggal diracik. Satu sisanya sudah didiskusikan kebanyak kawan, bahkan naskahnya di edit beberapa orang, tapi belum menemukan ruhn...