Tiap kata punya pasang mata yang akan membacanya. Tiap buku punya orang-orang yang akan membacanya pula. Jangan khawatir saat menulis dan membaca karena ia sudah punya jatah mata dan kepala yang akan menikmatinya.
Salah satu yang membuat seseorang gagal menulis, tidak meneruskan kalimat gagasannya, urung menyelesaikan tulisannya ialah perasaan bahwa tulisannya takut tidak ada yang akan membacanya. Perasaan itu akhirnya benar-benar membunuh tulisannya sebelum lahir, karena tidak rampung. Ketakutan itu pula yang sering banyak orang menyebutkan membunuhmu berkali-kali sebelum kematian.
Kadang kita membandingkan tulisan pertama dengan karya bestseller penulis idaman. Tentu hal yang mustahil bisa sama. Penulis idaman itu mencapai karya terbaiknya setelah berkali-kali gagal dengan tulisan sebelumnya. Seharusnya lebih adil jika membandingkan tulisan pertama kita dengan tulisan pertama para idola itu.
Tulisan-tulisan itu bisa menjadi baik dan layak setelah berkali-kali menulis dan membacanya kembali, sehingga menemukan titik kekurangan dan memperbaikinya. Bagaimana kita bisa menilai dan memperbaiki tulisan kita jika tulisan itu belum ada atau belum tuntas ditulis?
Menulislah sejelek dan abradul apapun tulisan pertama. Tulisan itu harus dituntaskan, karena menggantung sebuah ketidakjelasan dan ketidakpastian berbuah penyesalan. Suatu saat kita akan membandingkan tulisan pertama dengan tulisan kesekian yang dirasa telah layak dan banyak di apresiasi orang. Dan kita akan sepakat telah melewati masa ketakutan itu.
Yakinlah setiap tulisannya punya takdir mata yang membacanya.
26122021
#MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #reHATIwan #InspiringWords #SedekahKata #IWANwahyudi
@iwanwahyudi1
@inspirasiwajahnegeri
Komentar
Posting Komentar