Langsung ke konten utama

[TUMBUH BERSAMA WAKTU]

Ditempat dimana kita menghabiskan sebagian besar waktu tentu kita menempatkan barang-barang istimewa dan kenangan sebagai pengingat, mengobat rindu bahkan pemumbuh spirit hidup dan menjadi lebih baik. Itulah sebabnya diantara kita diatas meja kerja selalu memajang potret keluarga, di dompet selalu menyelipkan foto orang tercinta dan dimemori ponsel menyimpan foto dan moment terbaik bersama orang-orang dekat. Meja kerja, dompet dan ponsel adalah diantara tempat yang sering menemani beraktifitas dan mata kita menatapnya.

Jam dan bunga. Setidaknya walaupun memiliki jam tangan dan ponsel untuk saya melihat waktu, selalu saya memempatkan jam diatas meja, kenapa?. Setiap memandangkan mata kedepan sang penanda waktu ini selalu memyambut dengan dua jarumnya yang tak pernah lalai bergerak menghitung masa yang menjadi fitrahnya. Ini menjadi pengingat bagi saya agar berupaya disiplin dan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin dengan karya yang bermanfaat. 

Bunga, selain aksesoris yang memberikan warna, bagi saya ia dapat memberikan kesegaran diantara deretan benda-benda mati yang banyak diatas meja. Melihatnya ada spirit bertumbuh baik secara kualitas maupun kuantitas. Meliriknya ada motivasi untuk selalu memberi suasana rileks dan bahagis pada sekeliling. Menatapnya ada dorongan agar memiliki empati dan simpati, saat melihatnya layu seketika harus menyiramnya, bila tanahnya kering sesegera mungkin memercikan air yang menjadi haknya.

Tumbuhlah bersama waktu. Jangan sampai waktu membunuhmu dalam kelalaian tak bertumbuh. Tumbuhlah dengan terukur, karena pertumbuhan yang tak terkendali bisa membunuhmu juga.

28112018 08:01 Kamar 1A5
#InspirasiWajahNegeri
www.inspirasiwajahnegeri.blogspot.com

*) terimakasih pada seseorang yang telah memberi bunga dipagi ini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...