Langsung ke konten utama

[KEBAHAGIAAN ITU BUKAN DARI PESTA]

A : Gimana pestanya semalam bro?
B : Seru sih tapi gue pagi ini pusing coz tagihan tempat pesta harus segera dilunasin?
C : Sama aja, pagi ini gak mood kekantor mana istri ngambek abis baru pulang tadi subuh
D : Sepertinya aku butuh cuti sehari pesta semalam melelahkan, perlu istirahat.

Sering kita salah tafsir, bahwa pesta adalah simbol kesuksesan dan kebahagiaan mereka yang mengadakannya. Pesta itu untuk Happy dan orang Happy-Happy, selentingan itu acap kali kita dengar. 

Kenapa pesta mereka identikan dengan simbol kebahagiaan? : 
1. Tiap kesuksesan dan keberhasilan banyak mereka yang merayakannya dengan pesta. Seperti apapun bentuknya mulai saling traktir hingga ke diskotik hingga menjelang pagi.
2. Pesta hanya dilakukan orang tertentu dan memiliki kemampuan tertentu minimal pergaulan dan tingkat ekonomi. Tentu ini mengidentikan pesta adalah kebahagiaan, minimal mereka yang diatas rata-rata (berkecukupan tidak kekurangan, tidak mungkin orang kere ikut pesta he...he...)

Pesta itu akan tak bernilai kebahagiaan jika setelahnya muncul :
1. Pesta meninggalkan lelah yang kembali membuat hidup kembali lebih jemu.
2. Menyisakan tumpukan tagihan dari konsekuensi acara pesta.
3. Rasa kesempitan hidup yang berputar ke itu-itu lagi sehingga kebahagiaan saat pesta cepat terenggut kembali.

Itu makin meyakinkan bahwa pesta adalah kamuflase kebahagiaan yang cuma dicicip seketika semata. Selain itu kebahagiaan semu itu hadir jika terjadi karena harta, popularitas, dan atau kedudukan atau sebatas momen tertentu yang tak berlangsung lama. Pastinya ia tak akan abadi.

Kebahagiaan abadi sebenarnya hanya muncul dari dalam diri bukan karena faktor luar. Tak ada yang dapat menandingi kebahagiaan iman. Banyak mereka yang marginal, tak dikenal siapapun dan tak menjabat apapun tapi hidupnya penuh senyum dan kebahagiaan padahal beban hidup tak jemu menyertainya. Kebahagiaan dari ruh spiritualitas bukan hanya abadi, tapi punya landasan dan dasar kepastian. Pasti dijamin sepenuhnya oleh Allah SWT.

So, jangan lupa bahagia. Karena ia bukan pesta tapi rasa yang memenuhi relung jiwa seperti apapun disekitar kita. HappyWednesday Gaeys.

31102018 11:37 Lantai 1 Gedung Mandiri
#IWANwahyudi
#MariBerbagiMakna
#InspirasiWajahNegeri
#InspirationWednesday
www.iwan-wahyudi.net

*)Foto Ilustrasi sudut ruangan LABTIAB BPPT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...