Langsung ke konten utama

[MENULIS GERIMIS]

Pernah merasakan saat Gerimis tiba, pasti sebagian akan panik. Kenapa? Jika tak siap dengan payung akan terburu-buru mencari tempat menepi, tergesa-gesa agar sampai tempat tujuan agar tak basah, ingat jemuran yang belum diangkat dan sebagainya. Namun, sebaliknya ada sebagian yang merasa bahagia dan bersyukur saat gerimis datang dengan lembutnya. Cuaca terik akan sejuk, tanah berdebu dan kering akan basah dan mengeluarkan aroma khasnya, anak-anak bersiap senang menunggu waktunya mandi hujan, kanvas langit dengan sedikit cahaya matahari yang tersisa melukiskan warna pelangi.
10 November dua tahun yang lalu (2019). Sebelum hari itu seorang mahasiswi chat WA saya terkait perihal tulis menulis (literasi bahasa kecenya), kemudian berlanjut dengan kopi darat dilobi asrama putri UTS. Si mahasiswi sebenarnya memiliki pengalaman dan karya literasi (buku) yang jauh lebih bermutu dibanding saya. Ada sumbatan diujung mata penanya dan beberapa mahasiswa lain yang dirasakan, termasuk saya memiliki kegalauan yang sama. Komunitas literasi yang selama ini ada, termasuk yang memiliki jaringan nasional terlalu formal ditambah dengan kemandegan kegiatan. Tidak semua yang mau belajar bisa masuk dan hirarki struktural organisasi yang rumit.
Singkat kisah, dibuat lagi pertemuan dengan mengundang Mahasiswa/i lain yang senasib tapi tak sepenanggungan (karena belum berhimpun dalam komunitas) dalam kegalauan aksara literasinya. Alhasil dibentuk Komunitas GERIMIS (Gemar Menulis), menulis apa saja dari fiksi sampe fakta, puisi hingga status media sosial. Kepengurusan cuma ada koordinator, sebenarnya untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi saja agar tidak muncul kesungkanan dan kesan jelimet formalitas.
2019, takdir-Nya yang merupakan anugerah indah yang luar biasa. Logo Komunitas Gerimis nongol dicover dua terbitan buku, satu buku kumpulan puisi dan cerpen para anggota dan umum, satunya lagi saya numpang keren aja he...he.....ini belum lagi karya personal masing Gerimisers yang banyak terserak seperti rintik hujan dijagad media sosial.

Sejak awal saya berkeyakinan Gerimis tak akan tenggelam dan mati begitu saja sebelum mewariskan sesuatu yang "abadi". Komunitas Gerimis adalah ujung pena yang menjadi mata tinta makna atas sumbatan-sumbatan aksara kegalauan yang selama ini terkesan milik mereka yang formalistik.

So, selamat dan tetap Istiqomah Komunitas Gerimis

06082019
#IWANwahyudi
#MariBerbagiMakna
#InspirasiWajahNegeri #reHATIwan
@iwanwahyudi1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[RESHUFFLE]

Diberi dan diambil kembali amanah oleh yang memberikan apa beratnya? dari tiada kembali ketiada, kok berat mengembalikan sesuatu titipan? sama toh, sebelum punya mobil kemudian tidak punya lagi, lah hakikatnya kita ndak punya apa-apa sebelumnya saat kita menyantap makanan paling nikmat sekalipun dimalam hari, tak ada penyesalan sedikitpun ketika mengeluarkannya di toilet dipagi hari berikutnya. apakah nantinya partai akan memecat jika jabatan menteri ditanganmu masuk yang direshuffle? kenapa itu semua yang membuatmu gelisah hari-hari terakhir ini? setidaknya yang membuatmu gelisah adalah : - Sudah sejauh mana engkau bekerja sesuai dengan target yang telah dibuat diawal - Berapa persen capaian target yang telah engkau raih dibanding dengan satuan waktu yang telah terlewati sebagai satuan produktifitas selama menjadi menteri - Apakah ada penyimpangan yang sengaja atau tidak engkau lakukan selama mengemban amanah menteri - Sudah berapa banyak orang yang kecewa dan bersedih den

[BOOK STREET]

  Ahad pagi ini 23 Juni 2024 seperti biasa jalan Udayana Mataran ramai dengan masyarakat yang antusias menikmati Car Free Day (CFD). Setelah beberapa kali juga ikut CFD pada liburan ini, kali ini baru kesampaian menyambangi lapak Book Street yang berada tepat di trotoar depan kantor Kominfotik NTB atau di seberang kantor DPRD NTB. Satu-satunya lapak di CFD yang bertemakan buku. Setelah sekitar sebulanan terakhir melihat status FB mbak Dita yang rutin tiap Ahad pagi buka lapak baca Book Street. Tadi berkesempatan mampir sekligus mendonasikan tiga buah buku : Melukis Pelangi Catatan Hati Oki Setiana Dewi, Otak Tunduk, Otak Jongkok Sketsa-Sketsa Sosial Politik karya Patompo Adnan dan BestSeller Inspirasi dan Spirit Menjadi Manusia Luar Biasa buku karya pertama saya. Setahun yang lalu tepatnya bulan Syawal, Forum Lingkar Pena (FLP) Mataram juga membuka lapak baca dengan Pojok Literasi di lokasi CFD udayana Mataram juga. Pengunjungnya cukup ramai, apalagi dengan jejaring FLP dengan ko

[PESAHABATAN]

    "Do'a-do'a pengikat persahabatan dan persaudaran yang terlantun dulu itu, tak hanya terasa pada masa itu saja. Ia akan terus menjadi simpul sampai hari ini bahkan hingga akhirat kelak. Selama masih dijalan-Nya." #reHATIwan Reuni Ksi Al-Israa @ksialisraa angkatan milenium. Sudah belasan tahun tak bersua. Kurang lengkap perjumpaan dengan Haji Jumahat dan Ust Asep tanpa bang Mahlie Tentena . Lintas jurusan dan program studi yang selalu duduk di shaff shalat mushalla Al-Israa'. Pasca tidak lagi kampus, tidak pernah bertemu lengkap berempat. Pernah bertemu tanpa ust Asep atau tiada kehadiran bang Mahli. Reuni selanjutnya semoga bisa sekaligus umrah. 20052023