Langsung ke konten utama

[MUSLIM, KAOS DAN KIOS]

Awal bulan Mei 2017 lalu saya berkesempatan ke Sumbawa untuk sebuah tugas dan acara. Alhamdulillah dapat ketemu drat dengan sahabat lama yang hampir sepuluh tahunan tidak bertemu langsung, hanya sekedar bersua dan menanyakan kabar selama ini melalui media social.

Kita dipertemukan di organisasi yang bernama KAMMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), baik di Komisariat maupun kemudian berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi Pengurus Daerah NTB. Walau dalam jabatan yang berbeda, namun saya dan beliau baik di Komisariat maupun daerah tetap pada posisi yang sama, beliau tetap di Depertemen Keuangan. Departemen yang dituntut lebih banyak berpikir kreatif untuk memenuhi kebutuhan anggaran organisasi, terutama usaha sederhana yang bisa membuat dapur tetap ngepul.

Saat di Komisariat beliau bersama dengan Komisariat IKIP dan IAIN (UIN Mataram sekarang) kompak membuat Kaos KAMMI Komisariat dengan model kerjasama dengan percetakan dibayar belakangan setelah baju kaos terjual. Tentu kerjasama yang sangat menguntungkan bagi kami tanpa harus mengeluarkan modal di depan. Dan ini adalah kaos pertama yang dibuat Komisariat sejak 7 tahun berdirinya.

Pada waktu di KAMMI Daerah NTB imajinasi bisnis beliau makin berkembang dengan berambisi membuat warung atau kios menjual asesoris ke-KAMMI-an termasuk buku-buku dan pulsa. Allah SWT pun mewujudkan impian itu dengan sebuah kios petak berukuran tidak lebih besar dari 2,5 meter x 1,5 meter di Jl. Tambora belakang Unram (sekarang kios didepan kebalen Unram). Disela waktu kuliah beliau dengan krunya : bu Bendahara Rin Astini, Mbak Wiwin, Bung Syharul Istiqomah juga Ismail secara bergiliran piket nongkrong di kios tersebut.

Sekarang beliau berkecimpung di dunia pendidikan sebagai seorang Guru di SDIT SAMAWA CENDIKIA Sumbawa Besar. Saat bertemu beliau tetap dengan kacamata dan senyumnya yang khas. 

21062017
#RamadhanBerbagiMakna
#MariBerbagiMakna
www.iwan-wahyudi.com
www.iwan-wahyudi.net

Komentar

Postingan populer dari blog ini

198 [MELAWAN DENGAN DIAM]

“Reaksi tak selamanya berupa aktivitas membalas. Diam pun merupakan pilihan reaksi dalam bentuk damai yang tidak dapat disepelekan." Ada aksi, maka akan ada reaksi. Reaksi ada yang berbentuk spontan dan ada yang dipersiapkan. Reaksi yang dipersiapkan ada kalanya dalam waktu dekat atau waktu lambat. Bahkan saking lambatnya banyak yang mengira reaksi diam sebagai pasrah dan kalah. Ketika serangan pertama !srael ke Iran yang memicu peperangan keduanya selama sembilan hari terakhir, dilaporkan terjadi di Teheran pada Jumat (13/06), sekitar pukul 03:30 waktu setempat. Dengan “Operasi Singa Bangkit" (Operation Rising Lion) mereka mengerahkan lebih dari 200 pesawat tempur yang menjatuhkan lebih dari 330 amunisi ke sekitar 100 target di seluruh Iran.  Tak menunggu lama, pada Jumat malam itu juga melalui Operasi yang diberi nama Operation True Promise III, Iran meluncurkan serangan balasan besar-besaran yang terdiri dari lebih dari 150 rudal balistik dan 100 drone ke berba...

199 [KOPI DAN CERITA]

Saya bukan pecandu kopi, bila tidak minum dalam takaran atau porsi tertentu setiap hari akan tidak karuan rasa diri bahkan pusing. Cuma penikmat tipis-tipis.  Dari beberapa hari yang lalu, pengen sekali meneguk Kopi Sevel, kopi 7 elemen salah satu produk HNI. Dulu namanya kopi Radiks, sejak tanggal 21 Desember 2023 berganti nama. Namun, tetap mempertahankan 7 elemen herbal yang sama dengan Kopi Radiks, yaitu biji, akar, batang, kulit, daun, bunga, dan buah.  Hal itu yang menyebabkan Ahad Sore, 22 Juni 2025 kemarin saya merapat ke berugak pendopo beliau di Karang Baru, Mataram. Selain sudah lama juga tidak kopi darat, hanya kopi online di udara maya.  Pertama jumpa dengan Bang Herwan Kjt  @herwansangjiewa (baju hitam) tahun 2016 silam saat menunggui ibu yang dirawat inap di Rumah Sakit Harapan Keluarga (RSHK) Mataram. Beliau salah satu karyawan di sana sejak 2021 hingga 2019. Hari itu shalat Jum'at perdana di Masjid RSHK dengan disain uniknya dari bambu....

200 [NASKAH UNTUK PRABOWO]

“Dengan buku saya bisa pergi kemanapun di dunia, saya bisa belajar dari pengalaman manusia selama ratusan tahun.” (Prabowo Subianto) Saya memasuki ruangan itu dengan mendekap beberapa naskah buku yang sudah diamplop masing-masing. Selain naskah saya juga ada beberapa naskah teman. Kemudian menyerahkannya pada seseorang dalam ruangan salah satu hotel yang memang khusus untuk beberapa orang dengan ditengahnya ada meja rapat yang memanjang dikelilingi oleh mereka.  Beberapa waktu kemudian masuk sosok yang kini menjadi orang nomor satu di negeri ini, Prabowo Subianto. Saya juga kaget, tak menyangka, awalnya hanya diminta serahkan pada staf kepresidenan disalah satu ruangan hotel. Setelah duduk diantara kursi di meja rapat, seseorang menyodorkan selembar kertas pada Mr. President. Setelah sekilas membaca, ia melirik kearah saya duduk beliau tiba-tiba bertanya, “Loh, Wan buku kamu mana? Kok g ada”. Saya dengan singap berdiri dan melangkah kesamping beliau untuk melihat lembar...