Secangkir minuman ringan yang menghimpun catatan akan keagungan Sang Pencipta atas berbagai hal yang dirasakan. Selalu ada keajaiban yang Allah hadirkan diluar batas kemanusiaan itu sendiri. Secangkir penyegar tentang perenungan hamparan bumi ini begitu luas bukan hanya dimensi tempatnya semata, namun kekuatan pesan yang diperlihatkan sehingga ada banyak hikmah yang dipetik sebagai sebuah perenungan akal untuk bekal bergerak. Seisi cangkir dari catatan kolaborasi sosial dengan sesama manusia yang membawa terbang dengan banyak hal yang begitu kaya dan luar biasa tentang pengalaman berinteraksi dan kekuatan pelajaran didalamnya.
Pada 16 Juni 1948, Presiden Soekarno berpidato di Kutaraja (sekarang Banda Aceh), salah satu isinya meminta rakyat Aceh menyumbang untuk Republik yang masih rentan karena kekosongan kas negara. Kemudian para Teungku dan tokoh Aceh ikut turun tangan, diantaranya Teungku Muhammad Daud Beureueh dengan pengaruhnya dan Teungku Nyak Sandang yang saat itu masih berusia 23 tahun, berinisiatif menjual emas dan tanah miliknya. Kemudian diikuti oleh para saudagar kaya Aceh hingga rakyat kecil pun banyak berkontribusi menyumbang emas yang disimpannya secara sukarela. Pada akhir kunjungannya 20 Juni 1948 dari rakyat Aceh terkumpul 20 kilogram emas dan setidaknya tidak kurang 120 ribu dolar Singapura untuk membeli sebuah pesawat Dakota pertama milik republik yang diberi nama RI-001 Seulawah. (Buku “Pemuda Inspirasi Wajah Negeri” halaman 22-23). Banjir dan longsor yang menimpa Aceh, Sumatera Barat dan Sumatera Utara akhir bulan November lalu memakan korban lebih dari 900 jiwa meninggal ...
Komentar
Posting Komentar