Ini kisah awal masuk kuliah tahun 2000. Masjid Kampus menjadi tempat istirahat favorit karena berada di antara gedung kuliah dan ruang laboratorium tempat kami praktikum. Masjid ini berjarak sekitar 2 kilometer dari kost saya. Jika mau balik istirahat lumayan capek jalan kaki. Apalagi kebanyakan praktikum di siang hari yang terik.
Di ruang marbot yang satu bangunan dengan sekretariat LDK @ldkunram Baabul Hikmah di samping masjid, juga menjadi tempat saya banyak beraktivitas sebagai anggotanya. Termasuk patungan untuk urusan perut. Masak bersama di rice cooker kemudian lauk urunan masing-masing mengumpulkan uang seadanya.
Nah yang menjadi masalah, saya terbiasa minum air yang direbus (di kampung dan kos biasa merebus air untuk diminum). Sedangkan para pelaku makan urunan ini sudah terbiasa minum air mentah. Saat itu air galon masih menjadi barang mewah dan tumbler (botol air minum) tidak se familiar sekarang. Itu hanya bagi anak usia taman kanak-kanak.
Beberapa kali uang saku bisa mengatasi dengan membeli air mineral gelas. Lama-lama bisa tekor. Akhirnya coba ikuti tradisi mereka. Sehabis makan, pasang bibir di mulut keran tempat wudhu masjid. Merasakan sensasi air dingin serasa betul sebagai sumber kehidupan gratis.
Benar sekali firman-Nya dalam Surah al-Anbiya ayat 30. Kata “air” dibahas sebanyak 63 kali yang tertulis dalam 42 surah Al-Qur’an.
"Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?”
Dan hiduplah kami para pelaku minum air keran itu hingga sekarang dan menggapai kesuksesan.
Beberapa waktu lalu saya sempat mampir di Masjid kampus itu, termasuk ke sekretariat penuh perjuangan. Pada adik-adik mahasiswa yang ada di sana saya bertanya, "Apakah air keran tempat wudhu masih jadi pelarian menyambung kehidupan?". Mereka para Gen Z dengan bangga memamerkan dispenser yang diatasnya ada galon sambil menawarkan, "Mau minum yang panas atau dingin bang?"
Rumah Merpati 22, 4 Maret 2025
#CeritaRamadanku #CeritaRamadanku2504
#MariBerbagiMakna #MemungutKataKata #JelajahRamadan #reHATiwan #reHATIwanInspiring
@sobatnulis.ig @rehatiwan @rehatiwaninspiring
www.rehatiwan.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar