Langsung ke konten utama

02 [TITIK NOL 22 TAHUN KOTA BIMA]

 


“ Setiap orang memulai sesuatu dari titik nol. Atau pernah kembali ke titik nol setelah melangkah dengan segala alasannya. Titik nol salah satu pijakan untuk tetap di posisi itu, mundur kebelakang atau kembali berjalan menjadi lebih baik dan bermakna lagi.” #reHATIwan

Mau corat-coret terkait ini kemarin, tapi karena hari pertama Idul Fitri akan banyak tenggelam dengan ucapan hari lebaran dan segala "ritual" kegembiraannya. Kenapa kemarin? Tanggal 10 April sangat istimewa bagi Kota Bima. Di tanggal itulah lahirnya Kota Bima yang dulunya sebuah kecamatan yang menjadi bagian dari Kabupaten Bima, Kecamatan RasanaE.

Titik Nol Kilometer Kota Bima setidaknya baru saya mengetahuinya 2 tahun terakhir dengan adanya bangunan Titik Nol Kilometer. Sebelumnya pada lokasi ini memang tidak ada penanda apapun dan cuma ramai saat sore hingga malam oleh gerobak penjual martabak, gorengan dan sate ayam.

Titik nol kilometer Kota Bima ini berada di Jalan Soekarno-Hatta sebelah Utara Lapangan Pahlawan atau sebelah Barat RS. dr Agung. Tepatnya pas di depan bekas pandopo bupati Bima dulu itu.

Saya sampai sekarang mencari-cari apa alasan tempat ini dijadikan titik nol kilometer Kota Bima. Biasanya memiliki alasan sejarah yang kuat sekali sebagai dasar. Tapi, google belum bisa membatu rasa penasaran saya.

Lalu apa sebenarnya titik nol kilometer atau 0 kilometer itu? Titik nol kilometer merupakan penanda geografis sebuah wilayah. Penentuan lokasi titik nol kilometer ditentukan dengan cara merujuk pada suatu koordinat geografis yang nantinya ditetapkan titik pusat atau titik mula dari suatu wilayah.

10 April 2024 kemarin, tepat 22 tahun berdirinya Kota Bima. Daerah ini pemekaran dari Kabupaten Bima berdasarkan UU RI nomor 13 tahun 2002. Kota kedua di NTB setelah Kota Mataram yang menjadi wilayah administratif. Dan kota pertama di Pulau Sumbawa.

Perkembangan kota Bima selama lebih dua dekade ini sangat luar biasa dan membanggakan dibanding sebelum dimekarkan. Dalam usia 22 tahun ini setidaknya menjadi titik nol dalam perenungan perjalanannya.

Sejak 26 September 2023 lalu, pj Gubernur NTB telah melantik pj walikota Bima Bapak Ir. H. Mohammad Rum, MT sebagai pelaksana pemerintahan hingga pilkada serentak bulan November tahun 2024 ini. Masa transisi ini menjadi titik nol bagi pemerintahan hasil pilkada nanti.

Satu lagi peristiwa bersejarah tahun 2023 lalu bagi kota Bima. Menjadi jadi garis tebal perjalanan kota kita ini. Kamis, 5 Oktober 2023 mantan Walikota Bima 2018-2023 Muhammad Lutfi resmi ditahan KPK. Kurang dari sebulan setelah berakhir periode pemerintahannya. Ini harus menjadi titik nol kota Bima memperbaiki tata kelola pemerintahannya kedepan terkait penyakit Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Terkait literasi saya coba menelisik jumlah perpustakaan umum yang ada di kota Bima. Hal ini penting untuk menakar kewajiban dan layanan pemerintah kepada masyarakatnya.

Kota Bima hingga tahun 2020 memiliki 1 perpustakaan umum Kota Bima dan 46 perpustakaan umum di masing-masing kecamatan dan kelurahan serta 284 perpustakaan umum bacaan masyarakat (Sumber Data : Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bima, Tahun 2021).

Selain jumlah bangunan perpustakaan yang terdata, langkah selanjutnya yang menentukan perfungsi dan bermanfaatnya ialah jumlah dan kualitas koleksi bacaan, kenyamananan tempat baca dan informasi keberadaan dan jadwal perpustakaan. Ini menjadi tititk nol bagi kota Bima setelah mendirikan bangunan, selanjutnya mengelola dan menghidupkan perpustakaan hingga mempengaruhi hidup masyarakatnya.

Perpustakaan selain sebagai tempat membaca, perlu melakukan kegiatan atau event kekinian yang membuat masyarakat berkunjung dan mengenal lebih dekat. Seperti contohnya lomba mewarnai gambar, lomba bercerita, lomba membaca puisi, lomba foto tentang buku dan perpustakaan, lomba video terkait literasi di kelurahan dan kecamatan serta kegiatan serupa lainnya dengan berbagai segmen masyarakat.

Selamat milad kotaku, terus berbenah memperbaiki diri menjadi kebanggaan kami warganya.

 

11 April 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[SALAM PAGI 170 : MERINDUI PANGGILAN]

  Assalamu’alaikum Pagi “Apakah hari ini diri mendengar syahdu suara adzan Shubuh yang memecah keheningan? Biarkan ia selalui dirindui oleh telinga bersama panggilan menunaikan shalat berikutnya hingga diri dipanggil oleh-Nya.” Saya masih ingat benar ketika listrik pertama kali masuk kampung kakek, hanya masjid yang lebih awal terpasang setrum itu. Biasanya suara adzan tak terdengar oleh rumah yang jauh dari masjid, sebagai penanda hanya bunyi bedug yang mampu merambatkan bunyi di udara lebih jauh radiusnya. Kemudian suara adzan dari pengeras suara menjadi penanda panggilan untuk menunaikan kewajiban shalat, bersujud padanya. Sekarang suara adzan tak terhalang apapun bahkan di daerah tanpa listrik, tanpa masjid bahkan seorang diri yang muslim karena alarm di smartphone dapat diatur sedemikian rupa bahkan dengan suara pilihan seperti adzan di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan sebagainya. Coba secara jujur bertanya kedalam diri, “Adakah suara adzan yang paling dirindu dan ditunggu bah

[SALAM PAGI 169 : TERIMA KASIH PAGI]

  Assalamu’alaikum Pagi “Terima kasih pagi atas segala perjumpaan penuh nikmat dari-Nya yang tak pernah terlewati walau sehari pun, tapi kadang diri selalu melupakan.”   Terima kasih pagi yang telah menjadi pembatas antara gelap dan terang. Hingga diri menyadari hidup tidak hanya melawati gelap tanpa cahaya yang memadai, namun juga berhadapan dengan terang yang penuh dengan sinar bahkan terik yang menyengat. Terima kasih pagi yang sudah menjadi alarm menyudahi istirahat. Bahwa hidup tidak mengenal jeda yang lama bahkan berlarut. Bukan pula tentang kenikmatan tidur yang kadang melenakan. Tapi harus kembali bergeliat bersama hari yang akan selalu ditemui,hadapi, taklukan hingga dimenangkan menjadi capaian. Terima kasih pagi yang sudah menyadari bahwa anugerah kehidupan begitu mahal. Organ tubuh yang dirasakan kembali berfungsi dengan normal ketika terbangun tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. Konversi rupiah pun tidak bisa menggantikan satu saja syaraf yang berhenti berfungsi no

[SUAPAN TANGAN]

Salah satu anugerah menjadi generasi yang hadir belakangan adalah mendapatkan mata air keteladanan dari para pendahulu yang menyejukan. Tak harus sesuatu yang wah dan besar, hal sepele dan receh kadang menyentak nurani ketika dibenturkan dengan kepongahan jiwa yang angkuh. Mereka dengan jabatan yang mentereng bisa bersikap lebih sombong sebenarnya dibandingkan kita yang dengan tanpa malu petantang-petenteng cuma bermodal kedudukan rendahan. Bahkan ada yang dengan bangga membuang adab dan perilaku ketimuran yang kaya dengan kesantunan dengan dalih tidak modern dan kekinian. Adalah Agus Salim Diplomat ulung awal masa kemerdekaan dengan kemampuan menguasai 9 bahasa asing. Jauh sebelum kemerdekaan republik ini pun ia sudah menjadi bagian dari pergerakan kebangsaan yang memperjuangkan proklamasi kebebasan dari penjajahan. Tapi, jiwa dan karakter keindonesiaannya tak pudar dengan popularitas dan jam terbangnya melalang buana kebelahan dunia. Dalam sebuah acara makan malam ia me