“Ketahuilah, bahwa saya dan negeri saya siap membantu bangsa Muslim itu. Apapun yang mereka minta, saya siap melakukannya.” Ucap Raja Arab Saudi Abdul Aziz as-Saud ketika berkunjung ke Mesir pada 16 Januari 1946 kepada Abdurrahman Azzam Pasya Sekjen Liga Arab.
“Seluruh senjata biar dikirim dari Mesir. Adapun suksrelawan, dikirim dari Negara-negara Arab” tegas Raja Farouk Mesir suatu ketika melalui telepon pada Abdurrahman Azzam Pasya Sekjen Liga Arab.
Suasana ruangan itu nampak begitu emosional. Apalagi kedua orang perwakilan Negara yang akan menandatangani perjanjian persahabatan dan perdagangan. Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Mesir Mahmud Fahmi Nokrashi Pasya dan Menteri Muda Luar Negeri Indonesia H. Agus Salim. Tangan Agus Salim bergetar hebat sebagaimana ditulis Rizki Lesus dalam buku “Perjuangan yang Dilupakan”. Mesir saat itu 10 Juni 1947 bertepatan dengan 21 Rajab 1336H menjadi saksi.
Sebelumnya Ahad, 1 Juni 1947 kabinet Mesir dibawah pimpinan Mahmud Fahmi Nokrashi Pasya mengeluarkan keputusan pengakuan penuh Mesir atas kemerdekaan Indonesia. Mesir menjadi Negara pertama yang secara de jure mengakui kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan sejak 17 Agustus 1945, namun masih belum mendapat pengakuan internasional ditambah kelicikan Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia.
Untuk mencapai titik itu tidaklah mudah. Dengan kondisi negeri yang masih perang mempertahankan kemerdekaan. Sejarah selalu memiliki ruang bagi mereka yang bertekad kuat dan bersama melawan kedzoliman. Lapangan terbang Kairo saat itu nampak indah dengan musim seminya. 19 April 1947 dengan hangat menyambut kedatangan delegasi diplomatik Indonesia yang terdiri dari H. Agus Salim, A.R Baswedan dan Mr. Nazir Pamuntjak yang menyusul HM Rasyidi dan R.H. Andul Kadir yang sudah tiba di Mesir sejak awal April.
Tiga bulan lamanya Diplomasi Musim Semi Mesir dilakukan oleh Agus Salim dan diplomat Indonesia lainnya. Menemui langsung Sekjen Liga Arab, Azzam Pasya setelah bersurat sebelumnya, Perdana Menteri Mesir Mahmud Norakshi, Raja Mesir Farouk di Istana Qasr Abidin, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Abdul Aziz (Pageran Faisal kemudian menjadi Raja Arab Saudi), Mufti Besar Palestina Syaikh Amin al-Husaini serta media-media besar Mesir sebagai corong diplomasi Internasional.
Hari ini, 138 tahun silam. Tepatnya 8 Januari 1884 Agus Salim lahir di Bukit Tinggi Sumatera Barat. Iya, beliaulah salah satu tokoh kunci yang memimpin delegasi diplomasi pengakuan kedaulatan kemerdekaan Indonesia ke Mesir dan beberapa negara Arab/Timur Tengah lainnya. Sang Diplomat ulung yang kaya akan keteladanan, bukan hanya kelihaiannya berdiplomasi saja tapi juga kesederhanaan hidup dan kekokohan menjaga integritas diri.
Rumah Merpati 22
009/365
08012023, 23:03
#MariBerbagiMakna #InspirasiJumat #reHATIwan #InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi #30HariBercerita #30HBC23 #30HBC2308
@inspirasiwajahnegeri
@iwanwahyudi1
@30haribercerita
Komentar
Posting Komentar