Langsung ke konten utama

PERPUSTAKAAN TAMAN INTELEKTUAL (ASEANstudy 8 )

Sejak kecil satu yang selalu ibu pesan pada saya ketika melihat larut bersama buku bacaan,  "Istirahat dulu baca bukunya". Kalau ortu lain lelah menyuruh anaknya belajar dan membaca, ortu saya malah kebalikannya.

Setelah masuk sekolah, salah satu tempat favorit saya adalah perpustakaan. Kenapa perpustakaan ?

1. Pinjam Buku Gratis
Tidak semua kita punya kemampuan memiliki buku yang di idolakan atau buku terbaru yang sedang bestseller. Punya kemampuan finansial memiliki, tapi belum tentu ada toko buku yang menyediakan. Hajat Itu semua bisa didapat di perpustakaan. Bahkan kita bisa memiliki sementara (pinjam) buku tersebut dan dibawah kerumah. Membacanya terserah waktu dan tempat kesukaan kita. Semua itu gratis, ya sekali lagi gratis.

2. Taman Intelektual
Walaupun jaman now (milenial) menyediakan literasi dalam bentuk online, menambah ilmu melalui buku masih tetap jadi andalan yang nggak bisa dikalahkan dengan informasi yang lebih valid.
Tentunya, tingkat kesalahan dan keabsahan data yang ada dalam buku juga tidak bisa diubah sembarangan, berbeda dengan internet yang kadang masih bisa diubah seenaknya.
Diruang ini akan didapati beragam isi kepala manusia, beraneka disiplin ilmu, mengantarkan suasana emosional banyak peristiwa sejarah bahkan menginventarisir harapan-harapan dimasa depan. Semuanya tertulis dalam buku didalam tiap raknya.
Perpustakaan juga tak hanya tumpukan teks, tapi ia adalah taman Intelektual. Semakin banyak membaca akan semakin  luas wawasan seseorang dan semakin berbobot apa yang ia ucapkan dan sampaikan.

3. Tempat yang tenang
Jika sumpek dengan hingar bingar rutinitas maka kunjungilah perpustakaan.  Ia salah satu sudut ruang bumi yang menyediakan ketenangan. Masih ingatkan jika ribut sedikit diruangan ini akan mendapat teguran dari petugas perpustakaan. Disudut tenang ini saya sering mengerjakan tugas-tugas, selain sunyi tempat ini kaya referensi untuk mengerjakan tugas sehingga tidak perlu menunda penyelesaiannya.

26102018 09:24 Dataran Merdeka KL
#IWANwahyudi
#MariBerbagiMakna
#InspirasiWajahNegeri
#ASEANstudy
www.iwan-wahyudi.net

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...