“Hai
orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.”
(QS. Al-BAqarah: 267)
Diantara banyak nikmat dari-Nya adalah
hasil usaha dan apa yang Allah swt keluarkan dari bumi seperti hasil pertanian
dan tambang untuk manusia, khususnya orang-orang beriman. Semua hasil usaha dan
rezeki yang di dapat dari bumi tersebut seberapa pun banyaknya, Allah swt hanya
meminta agar di nafkahkan di jalan-Nya sebagian saja.
Hal itu berlaku untuk sesuatu yang
wajib dikeluarkan baik yang didalamnya berlaku syarat dan ketentuan ataupun
tidak. Sesuatu yang wajib berdasarkan syarat dan ketentuan seperti zakat.
Sedangkan yang tidak terikat bisa berupa infak dan sedekah.
Keluarkan dijalan Allah tersebut harta
yang halal, terpilih, terbaik lagi mulia. Bukan yang buruk, sisa bahkan hina
yang diri sendiri saja tidak melirik apalagi menggunakannya.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) /
Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr.
Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor Fakultas al-Qur'an Universitas Islam
Madinah menjelaskan terkait ayat di atas sebagai berikut:
Ibnu Abbas berkata, "Allah
memerintahkan mereka untuk bersedekah dari harta yang paling baik, paling
mulia, dan diri mereka sendiri. Allah melarang mereka untuk bersedekah dengan
harta yang rendah nilainya dan hina, yaitu harta yang buruk. Jika kalian diberi
harta itu, maka kalian tidak akan mengambilnya, kecuali kalian mengabaikannya.
Allah tidak membutuhkan hal itu dari kalian, jadi janganlah memberi Allah
sesuatu yang kalian benci. Janganlah kalian mengambil harta yang halal dan
bersedekah dengan harta yang haram dan menjadikannya sebagai infak kalian. Sesungguhnya
Allah Maha Suci, Dia tidak menerima kecuali yang suci.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari
Ibnu Abbas terkait firman Allah: (padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya) Dia berkata,”Jika pada diri
kalian ada hak seseorang, lalu dia datang kepada kalian dengan hak yang bukan
merupakan hak kalian itu, maka janganlah kalian mengambil hak itu dengan
memilih yang baik-baik saja (untuk kalian sehingga kalian menguranginya. Karena
itu Allah berfirman: (melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya) Maka
bagaimana kalian ridha terhadapku atas apa yang tidak kalian ridhai untuk diri
kalian sendiri, dan hakku atas kalian adalah harta yang paling baik dari kalian
dan dari diri kalian?
Mari memberi yang terbaik lagi mulia
dari apa yang dimiliki sesuai dengan perintah Allah swt, dari sebagian apa yang
telah diberikan oleh-Nya.
#AyatAyatBerbagi #reHATIwan #reHATIwanInspiring #MariBerbagiMakna #MemungutKataKata #IWANwahyudi #InspirasiWajahNegeri
@rehatiwan @rehatiwaninspiring
www.rehatiwan.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar